Konflik Laut China Selatan Perlu Penanganan Bersama
Utama

Konflik Laut China Selatan Perlu Penanganan Bersama

Indonesia disarankan memperkuat Bakamla dan berkonsolidasi untuk perdamaian dengan negara yang terlibat konflik di laut China Selatan termasuk melalui ASEAN. Tapi, tidak terjebak sentimen anti China.

Oleh:
Ady Thea DA
Bacaan 4 Menit

Menurut Sjarifuddin, peran Bakamla dalam menjaga perairan Indonesia terutama yang berbatasan dengan laut China Selatan semakin penting karena China telah menerbitkan UU Coast Guard pada Januari 2021. Beleid ini yang memberi kewenangan pasukan penjaga wilayah lautnya dapat menembak kapal asing yang melanggar kedaulatan China. Jika Bakamla tidak mendapat anggaran yang memadai, maka sulit untuk menandingi kekuatan Coast Guard China.

Selain itu, Sjarifuddin mengusulkan Pemerintah untuk menghadapi potensi ancaman dengan berkonsolidasi dengan negara yang terlibat sengketa di laut China Selatan termasuk melalui ASEAN. “Indonesia menjalankan strategi ini sesuai amanah konstitusi yakni mewujudkan perdamaian dunia,” harapnya.

Hukumonline.com

Punya alasan kuat

Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, mengatakan setiap negara yang terlibat dalam sengketa di laut China Selatan memiliki argumen masing-masing untuk mempertahankan klaimnya. Indonesia dalam posisi tidak ada masalah klaim kedaulatan di laut China Selatan. “Sengketa ini terkait klaim kedaulatan, rebutan pulau, karang, batu, dan pasir,” ujarnya.

Pengamat Militer dan Pertahanan Keamanan, Connie Rahakundini Bakrie, menilai Indonesia punya keunggulan, antara lain berbasis hukum internasional atas konvensi UNCLOS 1982, kesadaran wilayah terdepan, dan visi poros maritim dunia Presiden Jokowi sejak 2014. Tapi kelemahannya antara lain anggaran yang terbatas dan alutsista yang sudah tua. Ada juga pekerjaan rumah (PR) membenahi badan negara dalam pengelolaan wilayah laut nasional.

Connie melihat China punya alasan kuat untuk mengklaim 9 garis batas itu, begitu juga dengan Taiwan. China juga melihat praktik yang dilakukan sejumlah negara seperti Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat yang memiliki pulau-pulau yang lokasinya jauh (Annexed Fareaway Island) dengan wilayah negaranya. Terpenting, saran dia, Indonesia jangan terjebak dengan sentimen anti China, tapi wilayah laut China Selatan itu sangat penting untuk ditangani secara bersama.

“Kita harus mengedepankan kolaborasi. Kawasan ini memiliki sejarah panjang yang dimiliki bersama,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Ketimbang saling klaim, Connie berharap agar diupayakan memberikan rasa persaudaraan, kesatuan sejarah, dan perdamaian. Dia merekomendasikan terbangunnya kerja sama dan persahabatan antara ASEAN dan China untuk menghasilkan kebijakan, seperti meminimalisir konflik; mengelola bersama sumber daya alam kawasan; mengurangi persaingan negatif; dan mengakhiri bentrokan dan potensi perang.

Tags:

Berita Terkait