Kriteria Tim Legal dalam Menerima Mahasiswa Magang
Utama

Kriteria Tim Legal dalam Menerima Mahasiswa Magang

Kriteria mahasiswa diterima magang tim legal perusahaan ialah merupakan mahasiswa hukum, adanya tujuan jelas dalam pelaksanaan magang, memiliki kesesuaian mata kuliah yang diambil dengan kebutuhan perusahaan, hingga kemampuan analisa bagus.

Oleh:
Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit
Head of Legal PT Toyota Astra Motor Johanes April dan Assistant Vice President of Legal Bukalapak Tri Gati. Foto Kolase: Istimewa
Head of Legal PT Toyota Astra Motor Johanes April dan Assistant Vice President of Legal Bukalapak Tri Gati. Foto Kolase: Istimewa

Program magang biasanya dilakukan oleh mahasiswa termasuk mahasiswa Fakultas Hukum sebagai sarana pembelajaran mengenal praktik di dunia kerja, telah menjadi salah satu elemen penting yang perlu dimiliki sebelum terjun ke dunia pekerjaan. Salah satu praktik kerja atau magang yang diidamkan oleh mahasiswa hukum adalah magang pada tim legal perusahaan.

Mengenai program magang yang dilakukan mahasiswa hukum di tim legal perusahaan menurut Head of Legal PT Toyota Astra Motor, Johanes April, perlu ada tujuan tersendiri baik untuk penulisan skripsi, project, atau semacamnya. Jika hanya sebatas untuk mengetahui dunia kerja, baginya, dapat dilakukan dengan cara yang lain. Seperti melalui menonton film hingga mengundang praktisi datang ke kampus untuk sharing session dengan mahasiswa perihal dunia kerja.

Meski demikian, dia mengaku jika terdapat pengajuan magang oleh mahasiswa hukum, tentu akan dipertimbangkan kembali. “Secara prinsip kalau ada yang mengajukan (permohonan magang) dengan senang hati akan saya pertimbangkan. Kalau saya pribadi ya,” ujarnya ketika dihubungi Hukumonline melalui sambungan telepon, Senin (11/4/2022).

Baca juga:

Pada dasarnya dalam pelaksanaan magang dibutuhkan lebih dari sekedar pengetahuan semata. Mengingat dalam prosesnya, mahasiswa magang akan turut serta masuk ke dalam operasional harian perusahaan. Untuk itu, menjadi penting attitude atau perilaku untuk lebih diperhatikan. Sebab, dunia kerja dengan dunia kampus amat berbeda, akan banyak hal yang perlu diterapkan dan dibedakan sebelum memulai magang.

Johanes juga menyampaikan pentingnya kecocokan atas ketertarikan bidang hukum tertentu bagi mahasiswa dengan tempat diajukannya permohonan magang. Ia berpesan, jangan sampai justru tidak ada kesinambungan antara profesi yang dicita-citakan mahasiswa dengan tempat mereka melakukan magang.

“Jangan sampai (mahasiswa magang) pengennya jadi lawyer, tapi magangnya di kantor perusahaan, bisnis, gak nyambung. Jadi kalau niatnya jadi lawyer, konsultan, dari awal memang magang di tempat yang sesuai. Tapi kalau pengen jadi in house lawyer ya cari yang di situ, saya percaya pasti banyak yang mau menerima. Sepanjang tujuannya apa, kalau berapa lamanya bisa dinegosiasikan ya berapa lama,” kata dia.

Tags:

Berita Terkait