Guna merespon permasalahan tersebut, Endrianto Bayu dan kawan-kawan LPM ManifesT menginisiasi untuk menulis buku bertemakan HAM dengan mengangkat sejumlah tema aktual seperti peraturan perundang-undangan bernafaskan HAM. Kemudian masalah kelompok rentan. Seperti penyandang disabilitas, kesetaraan gender, pemenuhan HAM di sektor agraria dan pangan, hingga permasalahan HAM dalam penegakan hukum pidana.
“Kami sejak awal sudah sepakat untuk mengkaji permasalahan HAM yang kami tuangkan dalam bentuk buku, karena kami betul-betul menyadari bahwa saat ini kita sedang dihadapkan pada permasalahan hak asasi manusia yang sifatnya multidimensional. Sehingga kami mencoba menganalisis permasalahan-permasalahan terkait HAM melalui buku yang mengulas tema-tema aktual mengenai HAM,” ujar Bayu.
Ia melanjutkan, saat ini ada banyak peraturan perundang-undangan yang berkarakter represif serta banyak ditemukannya masalah perlindungan HAM pada kelompok rentan seperti perempuan dan penyandang disabilitas ketika berhadapan dengan hukum. Baginya, isu mengenai penegakan hukum yang tidak bersperspektif HAM menunjukan negara masih belum sepenuhnya menjalankan amanat konstitusi. Yakni untuk memberikan perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM.
Endrianto berharap betul melalui kegiatan launching dan bedah buku tersebut dapat menjadi wadah akademik untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya perlindungan, penegakan, dan pemajuan HAM. Ia dan kawan-kawan ManifesT berharap semoga ke depannya bakal muncul karya-karya akademik serupa yang lahir dari pemikiran para mahasiswa FH UB lainnya.
“Semua mahasiswa hukum memang dituntut untuk bisa menulis serta menuangkan pemikirannya dalam bentuk karya tulis, salah satunya dalam bentuk buku. Dengan begitu pemikiran mahasiswa dapat disebarluaskan untuk dibagikan kepada orang lain sebagai bahan bertukar pikiran secara akademis,” ujarnya.
Apresiasi turut disampaikan oleh beberapa pihak akademisi FH UB diantaranya Guru Besar Hukum Tata Negara FH UB Prof Much Ali Safa’at yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor II Universitas Brawijaya. Kemudian Wakil Dekan III FH UB, Dr. Muktiono yang juga menjabat sebagai Ketua Serikat Pengajar HAM (SEPAHAM). Selanjutnya Dosen FH UII, Dr. Suparman Marzuki yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Yudisial, hingga Muhammad Isnur selaku Ketua Umum Yayasan Lembagan Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)
“Saya salut dan sangat mengapresiasi buku hukum hak asasi manusia ini yang ditulis oleh mahasiswa yang terhimpun dalam ManifesT FH UB. Saya yakin buku ini akan bermanfaat bagi para penulis serta para mahasiswa lainnya untuk mengembangkan hak asasi manusia di masa mendatang,” pungkas Prof. Ali Safa’at.