Luncurkan 2 Buku Terbaru, Prof Jimly Asshiddiqie Tuai Pujian Sejumlah Petinggi Negara
Terbaru

Luncurkan 2 Buku Terbaru, Prof Jimly Asshiddiqie Tuai Pujian Sejumlah Petinggi Negara

Dua karya terbaru Prof Jimly berjudul Teokrasi, Sekularisme dan Khilafahisme dan Oligarki dan Totaliarianisme Baru direkomendasikan untuk dibaca oleh Ketua MPR, Menkumham, Ketua KY, dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya. Sebab, kedua buku tersebut mengangkat isu aktual yang tengah dihadapi bangsa dengan menyajikan analisis tajam.

Oleh:
Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit
Prof Jimly Asshiddiqie bersama sejumlah pejabat negara saat peluncuran bukunya di Auditorium KY, Senin (5/12/2022). Foto: FKF
Prof Jimly Asshiddiqie bersama sejumlah pejabat negara saat peluncuran bukunya di Auditorium KY, Senin (5/12/2022). Foto: FKF

Dua buku sekaligus karya Prof Jimly Asshiddiqie baru saja resmi diluncurkan. Didampingi Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR), Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), dan Ketua Komisi Yudisial (KY), Prof Jimly secara simbolis melakukan peluncuran terhadap dua bukunya berjudul Teokrasi, Sekularisme dan Khilafahisme dan Oligarki dan Totaliarianisme Baru di Auditorium Komisi Yudisial (KY). Peluncuran buku ini dihadiri tamu undangan dari kalangan pejabat, organisasi masyarakat, sampai dengan awak media.

“Prof Jimly ini penulis yang sangat produktif sekali. Tidak hanya itu, kalau menjelaskan itu runtut, jelas, sistematik, mudah dicerna. Ini bentuk kegelisahan dari Prof Jimly, khususnya setelah menjelaskan soal oligarki, totalitarianisme, perkembangan sejarahnya seperti apa. Beliau berani menyampaikan pikirannya sebagai seorang ilmuan, seorang pakar konstitusi yang tidak dapat diragukan lagi dengan 75 buku,” ujar Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly, dalam keynote speech-nya, Senin (5/12/2022).

Baca Juga:

Ia menyoroti berkenaan dengan pandangan Prof Jimly yang tegas menggambarkan pemikirannya dalam buku terkait bahaya bila keempat kekuasaan berada pada satu tangan. Hal ini tak dapat dipungkiri menjadi sangat berbahaya. Untuk itu, Yasonna sangat mengapresiasi keberanian Prof Jimly mencerahkan persoalan tersebut melalui karyanya. Mengingat Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan pengguna media sosial tinggi, dengan latar belakang pendidikan pengguna media sosial yang beragam. Bila terdapat seorang yang dengan sengaja memanfaatkan kekuatannya maka akan amat berbahaya.

“Prof Jimly tegas straight to the point, karena itu untuk kepentingan bangsa. Termasuk penjelasan beliau tentang Teokrasi, Sekularisme, dan Khilafahisme. Sebagai anak bangsa, sebagai akademisi, sebagai pengamat sangat penting membaca buku ini. Saya baca sulit melepas bab per bab karena flow-nya itu enak dibaca dan analisisnya tajam. Buku ini perlu di-digitalize Prof, sehingga generasi penerus tidak kehilangan (kesempatan untuk membaca karya ini),” ungkap Menkumham.

Dalam kesempatan yang sama, Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menjabat Ketua MPR RI turut menyampaikan keynote speech-nya atas diluncurkannya 2 buku terbaru Prof Jimly itu. Ia menuturkan kedua hasil pemikiran Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI) itu barangkali dapat mewakili kegelisahan masyarakat umum. Kini demokrasi sedang mengarah kepada negara sebagaimana disampaikan dalam buku ialah oligarki.

Terlebih dengan terjadinya pandemi Covid-19 dan berbagai efek global, Bamsoet menyoroti banyaknya negara yang sedang melakukan kalkulasi ulang dan mempertanyakan efektivitas demokrasi untuk tujuan mensejahterakan rakyat. Mengingat kini ‘mau tidak mau’ disebutkan demokrasi justru mengarah pada penguasaan kekuasaan pada segelintir orang dan kemudian menimbulkan biaya tinggi atau transaksional.

Tags:

Berita Terkait