Managing Partner Anggraeni & Partners Ingatkan Pentingnya Meningkatkan Standar Keselamatan Maritim
Utama

Managing Partner Anggraeni & Partners Ingatkan Pentingnya Meningkatkan Standar Keselamatan Maritim

Karena jumlah kecelakaan kapal perikanan nelayan di wilayah perairan Indonesia tergolong tinggi. Keselamatan maritim pada praktiknya melibatkan kerjasama berbagai pihak, mulai kementerian terkait hingga Bakamla dan KNKT.

Oleh:
Ady Thea DA
Bacaan 3 Menit

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah nelayan perikanan tangkap meningkat maka kontribusinya terhadap perekonomian negara tak bisa dipungkiri lagi. Untuk itu penting memberikan dukungan kepada nelayan antara lain mendorong peningkatan standar keselamatan kapal nelayan. Tercatat periode 2019-2021 ada peningkatan total kapal perikanan laut dari 9 juta menjadi lebih dari 10 juta unit tahun 2021.

“Kapal perikanan laut di dominasi kapal nelayan ukuran kecil yakni menggunakan mesin motor tempel dan di bawah 5 GT,” ujar Setyawati.

Setyawati mencatat tahun 2021 jumlah nelayan nyaris 3 juta orang. Jumlah nelayan yang melaut untuk menangkap ikan setiap tahun juga meningkat sehingga risiko keselamatan nelayan di laut juga semakin tinggi. Data KNKT menunjukan ada 483 insiden kecelakaan kapal perikanan di wilayah Indonesia dalam periode 2018-2021. Mengacu data tersebut penting untuk meningkatkan standar kapal perikanan di Indonesia.

Tercatat ada sejumlah aturan tentang standar keselamatan kapal nelayan seperti UU No.45 Tahun 2009 tentang Perikanan, UU No.7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam, Peraturan Pemerintah (PP) No.51 Tahun 2002 tentang Perkapalan, serta Peraturan Menteri (Permen) KKP No.23 Tahun 2021 tentang Standar Laik Operasi dan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan.

Mengacu berbagai regulasi itu, kapal yang belum mengantongi Standar Laik Operasi (SLO) dan berbagai surat izin lainnya tidak boleh berlayar. Prinsip utama keselamatan maritim menurut Setyawati yakni jiwa, benda, dan lingkungan laut selamat dan terlindungi. “Artinya keselamatan maritim memiliki efek domino tak hanya kepada keselamatan nelayan tapi juga orang lain dan lingkungan laut,” ujarnya.

Hukumonline.com

Ketua GISLI Irjen Pol Purnawirawan Mudji Waluyo. Foto: RES

Pada kesempatan yang sama Ketua Gerakan Ingat Selamat Layar Indonesia (GISLI) Irjen Pol Purnawirawan Mudji Waluyo, berpendapat nelayan dan masyarakat pesisir di Indonesia menghadapi berbagai persoalan. Oleh karena itu penting untuk memberi masukan dalam rangka perlindungan bagi nelayan dan masyarakat pesisir.

“Ujungnya ke depan bagaimana mewujudkan Indonesia merupakan poros maritim dunia sebagaimana yang digaungkan Presiden Joko Widodo,” ujar mantan Kapolda Sulawesi Selatan itu.

Tags:

Berita Terkait