Mari Teladani Karakter Para Pahlawan Bangsa Demi Kemajuan Bangsa
Pojok MPR-RI

Mari Teladani Karakter Para Pahlawan Bangsa Demi Kemajuan Bangsa

​​​​​​​Sebut saja nama besar Hadratussyaikh KH. Hasyim As'ari dengan fatwa jihadnya melawan penjajah demi Indonesia, Muhammad Natsir dengan mosi integralnya demi Indonesia, Bung Tomo dengan pekikan takbirnya yang terkenal demi Indonesia.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Foto: Humas MPR
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Foto: Humas MPR

Indonesia baru saja memperingati HUT RI Ke-73 pada tanggal 17 Agustus 2018. Momen hari itu mengingatkan seluruh bangsa akan perjuangan luar biasa tanpa mementingkan ego golongan ras dan agama seluruh elemen bangsa. Salah satunya peran para ulama dan umat Islam Indonesia dalam meraih satu cita bersama yakni Indonesia merdeka.

 

Hal ini disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) saat menjadi pembicara dalam acara 'Sarasehan dan Launching Program Dakwah Masyarakat' Pesantren Terpadu Daarul Fikri dengan tema 'Peranan Dakwah Menuju Masyarakat Madani', di aula Ponpes Terpadu Daarul Fikri, Cikarang Barat, Bekasi, Senin (20/8). Acara tersebut  dihadiri para pengurus, para ustad dan ustadzah serta para santri Ponpes Terpadu Daarul Fikri Cikarang.

 

Menurutnya, kemerdekaan Indonesia adalah satu momen menegaskan dan mengingatkan kembali bahwa pernah ada para tokoh bangsa dari kalangan Islam, non Islam sampai kalangan nasionalis yang tidak malu untuk saling mendukung satu sama lain, saling menyemangati untuk menghadirkan satu terobosan luar biasa hanya untuk kepentingan Indonesia.

 

"Peran dan kiprah kalangan Islam Indonesia juga luar biasa. Ulama dan umat Islam Indonesia dengan pekikan takbir 'Allahu Akbar' mampu menjadi penyemangat untuk maju menghancurkan penjajah di bumi Indonesia. Pekikan takbir Islam sejak dulu merupakan seruan penyemangat untuk diraihnya kemerdekaan Indonesia," ujarnya.

 

Dikatakan pria biasa disapa HNW, menjadi keliru jika di era kekinian pekikan takbir disangkutpautkan sebagai pekikan aksi terorisme sehingga menimbulkan sikap Islamophobia massal di Indonesia. Padahal sebenarnya, pekikan takbir yang kini didengungkan adalah sebagai pengingat kembali kecintaan umat Islam akan NKRI yang dulu sama-sama diperjuangkan dengan segala daya upaya.

 

Aksi-aksi Islamophobia seperti itu tidak hanya menyakiti para ulama dan umat Islam tapi juga menyakiti ketulusan dan keikhlasan perjuangan para ulama dan umat Islam dahulu. Sebut saja nama besar Hadratussyaikh KH. Hasyim As'ari dengan fatwa jihadnya melawan penjajah demi Indonesia, Muhammad Natsir dengan mosi integralnya demi Indonesia, Bung Tomo dengan pekikan takbirnya yang terkenal demi Indonesia.

 

Di sisi lain, HNW mengungkapkan, ada sebagian pihak yang  memperkeruh suasana dengan melakukan aksi-aksi Indonesia Phobia antara lain meyakini persepsinya sendiri bahwa Indonesia adalah thogut, Indonesia bid'ah dan lain sebagainya sehingga memancing elemen bangsa lain untuk merespon dengan keras.

 

"Hal-hal seperti itu (Islamophobia dan Indonesia Phobia) adalah sama-sama akan menghambat perjalanan bangsa ini ke depan. Saya berharap demi masa depan bangsa yang lebih baik, stop Islamophobia dan Indonesia Phobia. Jika ada kalangan Islam yang melakukan dakwah jangan lantas dipersepsikan negatif. Demikian juga kalangan Indonesia Phobia harus menghilangkan persepsi negatif tersebut sebab merdekanya dan lahirnya negara Indonesia ada juga  kiprah dan peran para ulama," pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait