Maulid di Pesantren Al Falak, Empat Pilar Disosialisasikan
Pojok MPR-RI

Maulid di Pesantren Al Falak, Empat Pilar Disosialisasikan

Sebagai bagian metode dalam membumikan Pancasila, Konstitusi, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Pondok Pesantren Al Falak, Pagentongan, Bogor, Jawa Barat, menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu (1/12). Maulid yang digelar di pesantren yang berdiri tahun 1901, kali ini berbeda dengan tahun sebelum- sebelumnya. Tahun ini acara yang digelar rutin di pesantren yang didirikan oleh KH. Tubagus Falak dibarengkan dengan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

 

Barengnya kegiatan membuat acara juga dihadiri anggota MPR dari Fraksi PKB Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, Bupati Bogor Ade Yasin, Ketua PCNU Kabupaten Bogor Ifan Haryanto, Danrem 061/Suryakancana Kol. Inf. Mohammad Hasan, dan Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah.

 

Kegiatan Maulid itu ditujukan sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa cinta ummat Islam kepada Nabi. Dengan meneladani Nabi diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pada Allah. Peringatan yang digelar juga sebagai majelis untuk ukhuwah dan silaturahim antara santri dan masyarakat.

 

Sedang dalam sosialisasi dengan tema 'Membangkitkan Nilai Nilai Kebangsaan Demi Keutuhan NKRI', yang dibarengkan dengan Maulid, akan disampaikan pesan-pesan nilai-nilai kebangsaan, Empat Pilar MPR yakni Pancasila, UUD NRI Tahun, 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

 

Siti Fauziah dalam sambutan mengatakan MPR memiliki berbagai metode untuk mensosialisasi Empat Pilar. Disebut seperti cerdas cermat, outbond, TOT, seminar, perkemahan hingga pentas kesenian tradisional. "Kali ini lewat Maulid. Kita pernah sosialisasi dengan Ustad Abdul Somad, kali ini dengan Ustad Ahmad Muwafiq dari Jogyakarta," ujarnya.

 

Sosialisasi melibatkan tokoh agama menurut Siti Fauziah sudah sering dilakukan oleh MPR. Bahkan  di Riau pun MPR melakukan juga  melakukan hal yang sama. Menurutnya metode ini efektif sebab dalam ceramah yang disampaikan tokoh agama, ulama, kiai, ada pesan tuntunan dan panutan kehidupan agar selamat dunia dan akhirat. 

 

"Sebagai sosok penting apa yang disampaikan tokoh agama pasti didengar dan dilakukan oleh masyarakat," pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait