Mengatasi Tantangan Perlambatan Ekonomi Global
Terbaru

Mengatasi Tantangan Perlambatan Ekonomi Global

Konektivitas dengan negara luar, Indonesia boleh dibilang cenderung rendah. Termasuk tidak menggantungkan sumber daya alam dengan negara lain.

Oleh:
Rofiq Hidayat
Bacaan 2 Menit
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Istimewa

Situasi perekonomian secara global mengalami perlambatan yang perlu diantisipasi cepat di banyak negara termasuk Indonesia. Tantangan di bidang ekonomi bagi Indonesia khususnya pun datang silih berganti. Sejumlah lembaga internasional pun mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi di tanah air.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tantangan perekonomian tanah air perlu gerak cepat untuk diantisipasi. Bank Pembangunan Asia semula memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional mencapai angka 5,4 persen dan memangkasnya menjadi 5 persen.

Ada pula Bank Dunia (World Bank) serta Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 di bawah 5 persen. Langkah tersebut sejalan dengan prospek perlambatan ekonomi global. “Tapi semua koreksi masih di angka 4,7 sampai 5 persen,” ujar Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Head of Center of Industry, Trade dan Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho berpendapat pemerintah Indonesia memiliki pekerjaan besar ke depannya saat perekonomian global dihadapkan pada situasi ketidakpastian. Seperti daya beli masyarakat dan konsumsi domestik.

Ia melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia bergantung pada daya beli masyarakat. Saat daya beli masyarakat terjaga, pertumbuhan ekonomi dalam negeri pun masih berpeluang besar mampu menghadapi dampak pelambatan ekonomi global. Namun, aspek regulasi perlu mendorong penguatan ekonomi dalam negeri.

Mantan Ketua Forum Studi Pembangunan itu menakar pertumbuhan ekonomi Indonesia di periode 2023 mendatang tak menyentuh di angka 5 persen. Soalnya, krisis pangan dan energi yang terjadi akibat perang Rusia-Ukraina berdampak terhadap perekonomian di banyak negara termasuk Indonesia.

Dia menilai target pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai Indonesia hanya menyentuh angka 4,8 persen. Sebab, sejumlah lembaga internasional telah menurunkan angka pertumbuhan ekonomi global. Antara lain masih adanya ketidakpastian karena krisis geopolitik yang mengakibatkan persoalan di sektor pangan dan energi yang masih dirasakan banyak negara.

Tags:

Berita Terkait