Mengejar Kebutuhan Tenaga Kerja di Industri 4.0 Lewat Program Kartu Prakerja
Terbaru

Mengejar Kebutuhan Tenaga Kerja di Industri 4.0 Lewat Program Kartu Prakerja

Program kartu prakerja semestinya tidak dibatasi dengan kemampuan tertentu, tapi peserta meningkatkan kemampuannya di setiap jenis pelatihan yang dipilihnya.

Oleh:
Rofiq Hidayat
Bacaan 3 Menit

Selain itu, melakukan evaluasi terhadap kemampuan peserta program kartu prakerja setelah mendapat berbagai pelatihan. Kemudian sektor swasta dapat melihat kebutuhan apa saja yang dibutuhkan dan jenis pekerjaan apa yang perlu dilatih dan ditingkatkan kemampuan pekerja. Sehingga nantinya tenaga kerja yang disiapkan melalui program kartu prakerja dapat terserap di pasar tenaga kerja.

Dia mendorong agar tenaga kerja Indonesia jauh lebih kompetitif. Apalagi dengan adanya proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi dunia, yang boleh jadi bakal berdampak terhadap industri. Tapi di lain sisi, adanya ancaman terhadap pemutusan hubungan pekerjaan (PHK) saat terjadinya penurunan ekonomi dunia. Tapi, bila peserta kartu prakerja bisa berwiraswasta, bakal terasa dampaknya dikarenakan membuka lapangan pekerjaan baru.

“Saya melihat diperlukan namanya skill untuk memperluas lapangan pekerjaan, namun juga membuka ruang ruang pekerjan baru,” ujarnya.

Sementara Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah berpendapat kartu prakerja menjadi salah satu dari sedikit program pemerintah yang terencana dan terlaksana dengan baik. Setidaknya berdasarkan evaluasi yang dilakukan Piter, kartu prakerja menjadi program terencana dan pemerintah hanya melanjutkan dan meningkatkan yang ada.

Bagi Piter, kartu prakerja semestinya tidak dibatasi dengan kemampuan tertentu. Dia menyarankan agar peserta program kartu prakerja meningkatkan kemampuannya di setiap jenis pelatihan yang dipilih. Menurutnya, tak ada kaitannya antara kemampuan yang dimiliki pekerja dengan kondisi perekonomian global. Dengan kata lain, peserta program kartu prakerja semestinya memiliki jenis pelatihan sesuai kebutuhan.

“Seorang pekerja bisa memilih skill komputer, pekerja lainnya memilih skill pertanian,” katanya.

Tags:

Berita Terkait