Menteri Luar Negeri Serbia Temui Menlu RI, Bahas MLA Hingga Situasi Ukraina
Terbaru

Menteri Luar Negeri Serbia Temui Menlu RI, Bahas MLA Hingga Situasi Ukraina

Keduanya menandatangani MoU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kejahatan Transnasional dan Kapasitas; Perjanjian Mutual Legal Assistance (MLA) dalam perkara Pidana dan Perjanjian Ekstradiksi; dan MoU Kerja Sama Peningkatan Kapasitas Diplomatik.

Oleh:
Ferinda K Fachri
Bacaan 2 Menit
Menteri Luar Negeri Serbia Nikola Selakovic dan Menlu RI Retno Lestari Priansari Marsudi usai menandatangani kerja sama bilateral kedua negara. Foto: Humas Kemlu
Menteri Luar Negeri Serbia Nikola Selakovic dan Menlu RI Retno Lestari Priansari Marsudi usai menandatangani kerja sama bilateral kedua negara. Foto: Humas Kemlu

Pertemuan antara Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Serbia Nikola Selakovic baru saja dilangsungkan di Jakarta untuk membahas progress kerja sama multi sektor bilateral, Senin (23/5/2022). Hubungan bilateral antara Indonesia dan Serbia memang telah lama terjalin. Serbia merupakan salah satu negara yang menjadi mitra penting Indonesia di Eropa Tenggara.

“Menteri Selakovic dan saya bertemu Oktober 2021 lalu di Beograd pada pertemuan tingkat tinggi pada HUT ke-60 Gerakan Non-Blok. Aspirasi kita (Indonesia dan Serbia) bersama juga tercermin sebagai sesama negara pendiri Gerakan Non-Blok pada tahun 1961,” ujar Retno usai pertemuannya dengan Menteri Selakovic sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri RI, Senin (23/5/2022).

Ia menyampaikan terdapat sejumlah perkembangan hubungan bilateral yang dibahas dalam pertemuan kedua Menteri Luar Negeri itu. Antara lain mencakup penandatanganan MoU tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kejahatan Transnasional dan Kapasitas; Perjanjian Mutual Legal Assistance (MLA) dalam perkara Pidana dan Perjanjian Ekstradiksi; dan MoU Kerja Sama Peningkatan Kapasitas Diplomatik.

Tidak hanya itu, dalam rangka lebih merealisasikan komitmen yang telah dijalin bersama perihal penguatan hubungan bilateral, keduanya juga telah melakukan penandatanganan MoU Konsultasi Politik antara Indonesia dengan Serbia. MoU tersebut nantinya menjadi dasar bagi Forum Konsultasi Bilateral Indonesia-Serbia untuk membahas berbagai isu kepentingan bersama.

Kedua Menlu itu juga mengidentifikasi sejumlah bidang kerja sama yang perlu lebih diperkuat, seperti terkait ketahanan pangan. “Dalam pertemuan tersebut, kami juga mengidentifikasi bidang kerja sama yang perlu diperkuat lebih lanjut. Mengenai kerja sama ketahanan pangan, kami telah berbagi keprihatinan tentang dampak perang di Ukraina terhadap ketahanan pangan, khususnya kenaikan harga pangan. Untuk itu, kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan komoditas pangan/pertanian khususnya gandum,” kata dia.

Berkenaan dengan itu, PT Berdikari yang merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia bersama dengan mitra bisnis di Serbia sudah menunjuk kesiapan untuk menjadi fasilitator ekspor gandum Serbia ke Indonesia. Bahkan Menteri Selakovic telah berencana menemui PT Berdikari untuk pembahasan lebih lanjut.

Adapun mereka turut membahas sejumlah topik seputar sektor perdagangan sampai dengan menyepakati akan banyaknya ruang yang bisa meningkatkan perdagangan dua arah serta hubungan investasi. Bukan hanya terbatas pada lingkup hukum dan ekonomi semata, kerja sama sosial budaya juga diperkuat dengan kelanjutan Indonesia-Serbia Bilateral Interfaith Dialogue (ISBID). Menteri Selakovi langsung menyampaikan undangan ISBID ke-5 di Serbia.

Mengenai isu internasional yang tengah memanas, kedua Menteri Luar Negeri juga membahas peliknya situasi di Ukraina. “Saya tegaskan kembali posisi Indonesia tentang pentingnya menjunjung tinggi prinsip menghormati keutuhan wilayah dan kedaulatan. Saya menggarisbawahi seruan Indonesia agar semua pihak segera menghentikan perang dan mencari solusi damai di meja perundingan. Saya juga menekankan perlunya mengembangkan iklim kepercayaan strategis dimana setiap negara memikul tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang memungkinkan penyelesaian konflik secara damai.”

Tags:

Berita Terkait