Model bisnis memainkan peran penting dalam mengkomersilkan solusi teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan Teknologi Hukum. Dalam laporan riset Global LegalTech Report 2020, terdapat 12 model bisnis yang telah diadopsi sejumlah perusahaan Teknologi Hukum di regional ASEAN.
Saat menyampaikan laporan hasil riset tersebut, Founding Board ASEAN LegalTech, Eric Chin membagi sejumlah tips dalam merancang model bisnis yang unggul dan kompetitif. “Model bisnis terdiri dari pilihan dan konsekuensi,” ujar Eric, Rabu (10/6).
Mengutip artikel dari Harvard Business Review tentang bagaimana merancang model bisnis yang unggul, Eric mengidentifikasi tiga karakteristik kunci dari model bisnis unggul yang dapat diterapkan perusahaan Teknologi Hukum.
Pertama, apakah model bisnis selaras dengan tujuan perusahaan? Menjawab pertanyaan ini, Eric menjelaskan pilihan yang dibuat saat merancang model bisnis harus memberikan konsekuensi yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya.
Pertanyaan kedua adalah, apakah model bisnis memperkuat diri? Menurut Eric, harus ada konsistensi internal perusahaan Teknologi Hukum dalam pilihan yang dibuat pada model bisnis, apakah itu untuk membuat penawaran murah atau untuk membuat produk yang dipesan lebih dahulu.
Ketiga, apakah model bisnisnya kuat? Dalam penjelasannya, Eric menyebutkan model bisnis yang baik harus dapat mempertahankan efektivitasnya dari waktu ke waktu dengan menghalau atau mengantisipasi empat ancaman. (Baca: Global Legaltech Report Identifikasi 12 Model Bisnis Hukum Berbasis Teknologi di ASEAN)
Keempat, ancaman tersebut berupa potensi imitasi; hold-up; slack; substitusi. Terkait imitasi, menurut Eric yang harus diantisipasi adalah dapatkah pesaing meniru model bisnis perusahaan Teknologi Hukum anda? Menurut Eric hal ini harus dipastikan.