Meski Pandemi, Dinda Khamasasyiah Selesaikan Transaksi Project Finance Miliaran Dolar
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2021

Meski Pandemi, Dinda Khamasasyiah Selesaikan Transaksi Project Finance Miliaran Dolar

Seorang finance lawyer yang profesional harus mampu menyelesaikan masalah. Bukan sekadar mencari-cari masalah.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 4 Menit
Dinda Khamasasyiah, konsultan hukum di UMBRA.
Dinda Khamasasyiah, konsultan hukum di UMBRA.

Bibit ketertarikan Dinda Khamasasyiah (Asya), konsultan hukum di UMBRA pada isu sosial memang muncul telah sejak ia duduk di bangku SMA. Pada saat itu, ia aktif mengikuti berbagai lomba debat. Ia bahkan sempat menjadi juara pertama, sekaligus best oralist selama dua tahun berturut-turut dalam kompetisi lomba debat hukum yang diselenggarakan Universitas Padjajaran.

 

Tak heran, Asya sempat bermimpi untuk menjadi presiden atau setidaknya, anggota DPR. Inilah cita-cita yang mengarahkannya untuk menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, meskipun tak ada satu pun anggota keluarga yang berkecimpung di dunia hukum.

 

Di kampus, ia tetap menjalani hobi debatnya melalui Indonesian Law Debate Society FHUI termasuk berpartisipasi dalam kompetisi debat HukumOnline pada 2016. Ia juga aktif berorganisasi di Badan Eksekutif Mahasiswa, Lembaga Kajian dan Keilmuan, komunitas keislaman, dan serta berbagai kepanitiaan kegiatan kampus.

 

Dalam perjalanannya di FHUI, Asya jatuh cinta pada Islamic finance law, khususnya ide menggabungkan pembiayaan dengan nilai-nilai keislaman dalam satu ‘ruangan’ sebagai alternatif solusi bagi industri perbankan dan keuangan dalam skala global. Apalagi, Asya melihat bahwa masih sedikit praktisi maupun akademisi hukum yang mengkhususkan diri di bidang tersebut.

 

Untuk mendukung minat tersebut, Asya mengikuti berbagai konferensi internasional dan lomba karya tulis tentang keuangan syariah. Selain menjadi ‘The Best Researcher dalam Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah OJK RI 2015 (yang melibatkan peserta-peserta mahasiswa magister dan doktoral), Asya juga sempat menjadi The Best Active Participant dalam International Conference on Islamic Economics and Financial Inclusion di Yogjakarta. Sejumlah prestasi yang diraihnya dari berbagai kompetisi dan kegiatan inilah yang akhirnya membuatnya terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama FH UI.

 

Pada tahun terakhir kuliah, Asya memperdalam pengetahuannya mengenai project financing. Setelah mendengar berbagai kisah tentang dinamika kehidupan di berbagai firma hukum besar Indonesia dengan profil transaksi skala besar, kompleks, serta partner-partner senior yang berkaliber tinggi, Asya memantapkan diri untuk menjadi seorang finance lawyer.

 

Asya memahami, di luar sana ada dunia yang menantang. Tanpa memiliki pengetahuan, kemampuan hukum mumpuni, serta semangat untuk senantiasa ‘get things done’, ia tidak akan dapat menghadapi tantangan tersebut. “Khususnya, karena dunia project dan Islamic financing terkait dengan make-or-break projects yang membutuhkan solusi-solusi yang kreatif, imajinatif, serta tepat guna. Seorang finance lawyer yang profesional harus mampu menyelesaikan masalah. Bukan sekadar mencari-cari masalah,” katanya.

Halaman Selanjutnya:
Tags: