Mewaspadai Risiko Krisis Sistem Keuangan Akibat Covid-19
Berita

Mewaspadai Risiko Krisis Sistem Keuangan Akibat Covid-19

Asesmen atas berbagai indikator tersebut masih menunjukkan adanya risiko yang sangat tinggi mengingat penyebaran Covid-19 masih eskalatif baik di global maupun domestik.

Oleh:
Mochammad Januar Rizki
Bacaan 2 Menit

 

Di sisi lain, ia menambahkan kebijakan physical distancing atau penjarakkan fisik dan pembatasan sosial berskala besar memang mau tidak mau sangat berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi koperasi dan UKM. Tercatat, untuk koperasi konsumen merupakan segmen koperasi yang terdampak paling parah atau sekitar 45 persen dari total sejumlah 781 unit, layanan koperasi sebanyak 158 unit (8 persen), dan produsen koperasi terdampak 152 unit (7 persen).

 

“Masalah yang dilaporkan adalah kurangnya modal, penurunan penjualan, dan distribusi terhambat,” katanya. (Baca: Menyoal Pasal Imunitas Penanganan Covid-19 Menjelang Disahkan DPR)

 

Sementara itu, untuk sektor UMKM terbesar yang terkena dampak Covid-19 adalah mereka yang bergerak di bidang makanan dan minuman, industri kreatif, dan pertanian. Untuk itu, pihaknya berupaya memberikan perlindungan dan pemulihan usaha bagi koperasi dan UMKM dengan memberikan bantuan dan stimulus kebijakan.

 

Kemudian pemberian relaksasi dan restrukturisasi pinjaman untuk koperasi dan UMKM salah satunya melalui LPDB. Selanjutnya, diberikan perluasan pembiayaan modal kerja koperasi dan UMKM.

 

Kerjasama Seluruh Komponen

Merespons kondisi yang dinamis di kuartal I, Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati mengatakan telah dikeluarkan berbagai bauran kebijakan baik moneter, fiskal, maupun relaksasi di sektor jasa keuangan untuk memoderasi perlambatan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan sambil berusaha memitigasi berbagai risiko yang dapat timbul. Soalnya, waktu dan kedalaman perlambatan ekonomi tidak dapat diestimasi secara tepat lantaran sangat bergantung pada penyebaran wabah Covid-19 itu sendiri.

 

Berbagai kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah dan lembaga terkait diharapkan mampu meredam pelemahan ekonomi secara drastis. Beberapa peraturan pelaksanaan dari Perppu 1/2020 telah ditetapkan dan siap untuk diimplementasikan.

 

Sri menambahkan volatilitas global sudah mulai mereda di bulan April 2020. Perekonomian Tiongkok mulai menunjukkan pemulihan seiring penurunan tingkat penyebaran Covid-19, setelah terkontraksi cukup dalam pada triwulan I–2020. Meskipun volatilitas sektor keuangan mulai mereda, namun Sri menjelaskan ketidakpastian masih cukup tinggi mengingat hingga saat ini penyelesaian Covid-19 masih belum dapat dipastikan.

 

Menurutnya, keberhasilan langkah penanganan masalah Covid-19 menjadi faktor penentu yang sangat mempengaruhi berbagai risiko rambatan dampaknya ke perekonomian dan sektor keuangan. “Konsistensi dan kerja sama seluruh komponen bangsa menjadi faktor penting keberhasilan penanganan krisis kesehatan ini,” kata Sri. (ANT)

 

Tags:

Berita Terkait