MPR Gelar Sarasehan Kehumasan di Unjani
Pojok MPR-RI

MPR Gelar Sarasehan Kehumasan di Unjani

Jiwa besar para guru bisa dilihat dari pengorbanan yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dibanding kepentingan pribadi, seperti para guru yang mengabdi di daerah terpencil.

Oleh:
Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal MPR Siti Fauziah, SE, MM. Foto: Istimewa.
Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal MPR Siti Fauziah, SE, MM. Foto: Istimewa.

CIMAHI - Guru adalah panutan yang harus dihormati. Guru mempunyai jiwa besar karena mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi. Tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, guru juga membentuk karakter dan integritas anak didik.

Hal ini diungkapkan Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal MPR Siti Fauziah, SE, MM,  dalam acara Sarasehan Kehumasan MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan  di Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Cimahi, Jawa Barat, Kamis (25/11/2021).

Kegiatan yang diikuti mahasiswa FISIP Unjani ini mengambil tema “Memaknai Nilai Kepahlawanan Tanpa Tanda Jasa Bagi Generasi Milenial”. Kegiatan dihadiri Wakil Rektor I Unjani Dr. Agus Subagyo, SIP, MSi, serta Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Biro Humas dan Sistem Informasi MPR, Budi Muliawan, SH, MH.

Menurut Siti Fauziah, Sarahsehan Kehumasan MPR ini bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November 2021. Kali ini tema peringatan Hari Guru adalah “Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan”. Menurut Siti Fauziah, melalui tema ini, guru harus mendidik siswanya dengan sepenuh hati dan memulihkan pendidikan yang selama hampir dua tahun pandemi Covid-19 proses pendidikan dilakukan dengan daring atau virtual.

Hukumonline.com

Sarasehan Kehumasan MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan. Foto: Istimewa.

"Guru adalah panutan yang harus dihormati, orang yang ditiru dan digugu. Jiwa besar para guru bisa dilihat dari pengorbanan yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dibanding kepentingan pribadi. Contohnya, para guru di daerah terpencil. Di tengah keterbatasan sarana dan prasarana, guru di daerah terpencil tetap mengajarkan ilmu kepada anak didik,” tutur Siti Fauziah.

Lebih penting lagi, lanjut Siti Fauziah, guru tidak semata-mata mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga membentuk karakter dan integritas anak didik. Guru membentuk insan-insan yang akan menjadi pemimpin dan tokoh bangsa. “Guru mempunyai peran yang sangat penting. Mereka memberikan pengetahuan kepada kita. Ilmu yang bermanfaat. Mereka adalah orang-orang yang mulia,” katanya.

Meskipun para siswa bisa mendapatkan pengetahuan lewat perkembangan teknologi informasi (internet), sambung Siti Fauziah, peran guru tidak bisa tergantikan dalam pembentuan karakter dan integritas anak didik. “Guru mengajarkan nilai moral, nilai etika, dan membentuk peserta didik untuk memberikan kontribusi yang baik bagi bangsa dan negara,” katanya.

Di acara yang sama, Siti Fauziah juga memperkenalkan platform Buku Digital MPR yang bisa di-download di google playstore. Buku Digital MPR yang dilaunching pada 10 November 2021 berisi  produk-produk dari MPR seperti majalah, jurnal, prosiding MPR, dan lainnya. “Semua kalangan termasuk dosen, mahasiswa, yang membutuhkan informasi produk MPR bisa men-download Buku Digital MPR karena banyak produk MPR yang tidak ada dan tidak diperjualbelikan di toko buku,” katanya.

Siti Fauziah juga memperkenalkan novel “Meraih Mimpi” sebagai bacaan ringan yang berisi pesan Empat Pilar MPR. “Ini merupakan bentuk sosialisasi Empat Pilar MPR baik kelembagaan, tugas dan wewenang maupun visi misi MPR dalam berbagai media seperti buku, novel, komik, dan bahkan melalui perangko,” ucapnya.

Sementara itu Wakil Rektor I Unjani, Agus Subagyo mengapresiasi kegiatan Sarasehan Kehumasan, MPR Menyapa Sahabat Kebangsaan di Unjani. Agus menjelaskan Unjani berada di bawah Yayasan Kartika Eka Paksi, Yayasan TNI Angkatan Darat. Ketua Dewan Pembina adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Unjani Cimahi memiliki 10 fakultas dengan 40 program studi dengan jumlah mahasiswa sekitar 18.500 orang.

“Sarasehan Kehumasan ini bisa memberikan pengalaman untuk membuka wacana baru bagi para mahasiswa. Ini merupakan hal positif dan sangat baik karena MPR bisa menyampaikan pesan. Ini merupakan langkah awal kemitraaan universitas sebagai lembaga pendidikan dengan MPR RI. Kita berharap ini kemitraan awal untuk ke depan sehingga memberikan manfaat bagi lingkungan kampus,” katanya.

Tags: