MPR Tinjau Pembangunan Di Perbatasan Indonesia-Filipina
Pojok MPR-RI

MPR Tinjau Pembangunan Di Perbatasan Indonesia-Filipina

Ternyata ditemukan banyak masalah yang perlu diselesaikan di wilayah perbatasan.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan, didampingi oleh Guntur Sasono dan Libert Kristo Ibo dari Fraksi Demokrat, Marhany Pua dari Kelompok DPD, Fadholy dari Fraksi Nasdem, dan Jendry Alting Keintjem dari Fraksi PDIP, mengunjungi fasilitas kesehatan dan pelabuhan yang ada di Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara, Kamis (6/12).

 

Faslitas kesehatan yang dikunjungi adalah Rumah Sakit Pratama, Puskesmas Enemawira, dan Rumah Sakit Liun Kedange. Sedang pelabuhan yang disambangi adalah Petta dan Tahuna. Dari semua kunjungan yang dilakukan, Mangindaan menyebut banyak masalah yang perlu diselesaikan di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina ini. 

 

"Masalah yang ada sudah ada yang teratasi, ada pula yang belum," ujarnya.

 

Mantan Gubernur Sulawesi Utara itu menyebut kawasan perbatasan merupakan wilayah yang penting dan strategis untuk itu perlu dikunjungi dan ditinjau agar apa yang dibutuhkan masyarkat bisa diketahui. "Jangan sampai masyarakat perbatasan tak sejahtera", ujarnya.

 

MPR, kata Mangindaan,  sangat serius dalam melihat perbatasan sehingga perbatasan yang ada di Indonesia dengan negara lain. Tak saja di Kalimantan, Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera,  semua pernah dikunjungi. "Ternyata butuh perhatian pada banyak hal," katanya.

 

Kunjungan ke wilayah perbatasan itu menurutnya juga merupakan program yang telah dibahas pada November 2015 dalam pertemuan yang dipimpinnya di Manado, Sulawesi Utara. "Setelah 2 tahun kita cek apa yang sudah direalisasikan oleh instansi dan kementerian terkait," ujarnya.

 

Rumah sakit yang ada yang dibangun dengan dana konsentrasi diakui mampu mencukupi pembangunan gedung dan isinya. Namun diakui fasilitas rumah dinas untuk dokter belum dibangun. Dirinya menyebut perlu anggaran tambahan dari kementerian untuk membangun rumah dinas dokter.

 

Untuk mencukupi dokter, dirinya berharap  agar anak-anak SMA di Sangihe didorong kuliah di Fakultas Kedokteran. Setelah lulus diharapkan kembali ke kampung halaman dan mengabdi menjadi dokter. Sambil menunggu anak-anak Sangihe kuliah di Fakultas Kedokteran, pemerintah kabupaten merekrut dokter dengan sistem semisal pegawai tidak tetap (PTT) dengan syarat-syarat yang ditentukan. Ia mengucapkan terima kasih kepada Bupati yang telah memprioritaskan   pembangunan kesehatan. Apa jadinya kalau masyarakat tak sehat," katanya.

Tags:

Berita Terkait