OJK Yakini Inklusi Keuangan Solusi Percepat Pemulihan Ekonomi
Berita

OJK Yakini Inklusi Keuangan Solusi Percepat Pemulihan Ekonomi

Ada tiga alasan utama mengapa inklusi keuangan menjadi krusial dalam pencapaian tujuan makroekonomi dan sekaligus menjawab tantangan yang dihadapi saat ini.

Oleh:
Mochammad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir, mengharapkan indeks inklusi keuangan di Tanah Air terus meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut Iskandar, di tengah pandemi Covid-19, pergelaran Bulan Inklusi Keuangan yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan pada Oktober ini, memiliki peranan strategis.

"Dengan adanya Bulan Inklusi Keuangan, maka diharapkan indeks inklusi keuangan akan meningkat, mengingat pada tahun 2019 indeks inklusi keuangan Indonesia masih 76,2 persen," ujar Iskandar.

Iskandar menuturkan, walaupun sudah naik pesat, angka indeks itu masih di bawah negara berkembang seperti China dan India, yang telah mencapai indeks inklusi keuangan sebesar 80 persen, serta negara ASEAN seperti Malaysia sebesar 85 persen dan Thailand sebesar 82 persen.

"Literasi keuangan melalui edukasi keuangan perlu didorong sehingga indeks inklusi keuangan dapat ditingkatkan. Semua hal tersebut tentunya akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya kelompok bawah, serta usaha mikro dan kecil," kata Iskandar.

Ia pun mengapresiasi OJK dalam mendukung penyaluran kredit atau pembiayaan, pembukaan 500 ribu tabungan pelajar, peluncuran program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), peluncuran buku seri literasi keuangan untuk PAUD, serta peluncuran re-branding Keluarga SIKAPI.

Tags:

Berita Terkait