Adapun dari sejumlah situasi tersebut, Otto mengimbau agar semua pihak mampu berperan aktif dan saling membantu proses belajar yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. Semua pihak di sini, di antaranya lembaga pendidikan, pengajar, serta peserta didik. Jangan sampai, kemudahan teknologi tersebut justru menarik mundur kompetensi dan kompetisi sumber daya manusia, sehingga tidak mampu bersaing secara global.
“Kita harus mampu memanfaatkan teknologi sebagai media untuk terus meningkatkan kapasitas diri, sehingga dapat berdampak positif bagi masyarakat. Dengan demikian, kata kunci untuk mencapai resilience, recovery, and renewal of Indonesian legal education harus dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap keadaan yang upnormal menjadi new normal,” pungkas Otto.
Artikel ini merupakan kerja sama antara Hukumonline dengan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi). |