Fathan menerangkan pilihan profesi hukum cukup banyak, seperti advokat, jaksa, hakim, notaris, termasuk peneliti hukum di kantor hukum. Sebab, dewasa ini setiap kantor hukum memiliki kebutuhan melakukan analisa terhadap setiap perkara yang ditanganinya. “Ini peluang bagi peneliti hukum berkaitan isu atau perkara yang ditangani kantor hukum,” lanjutnya.
Di sisi lain, database digital di bidang hukum menjadi kekuatan tersendiri bagi profesi hukum guna menunjang tugas profesinya. Misalnya, ketika advokat menangani perkara lingkungan hidup, maka membutuhkan data putusan pengadilan terkait kasus lingkungan hidup, dan data kasus lainnya. “Jadi dapat dikatakan antara konten, substansi, mau tak mau harus berkolaborasi dengan teknologi.”
Editor in Chief Hukumonline, Fathan Qorib.
Menurutnya, setiap praktisi hukum harus peduli (mengikuti) dengan perkembangan teknologi untuk menunjang tugas profesinya. Untuk itu, mahasiswa hukum pun sebagai generasi penerus profesi hukum nantinya harus mengikuti setiap perkembangan teknologi terjadi. “Mahasiswa hukum harus siap bertransformasi dengan berbagai dinamika perkembangan hukum dan teknologi yang terjadi,” tegasnya.
Dia juga mengingatkan setiap profesional hukum harus terus mengasah kemampuan di bidang hukum spesialisasi yang ditekuninya. Tak kalah penting, setiap profesional hukum diharapkan memiliki gaya kepemimpinan agile leadeship yakni kepemimpinan yang mampu menavigasi organisasi menjadi lebih adaptif, produktif, dan unggul dalam berbagai situasi.
“Jadi, bagi mahasiswa hukum, apapun pilihan karier di bidang hukum nantinya seharusnya mamadupadankan dengan teknologi. Karena penggunaan teknologi semakin penting bagi semua profesi,” pesannya.