Pentingnya Pengawasan Ketat Protokol Kesehatan Sektor Pariwisata
Berita

Pentingnya Pengawasan Ketat Protokol Kesehatan Sektor Pariwisata

Khususnya di daerah-daerah yang mulai menarik wisatawan. Nantinya, ada handbook yang mengacu pada standar protokol kesehatan global sebagai panduan teknis bagi pelaku usaha di sektor pariwisata yang sedang disusun oleh Kementerian Kesehatan.

Oleh:
Rofiq Hidayat
Bacaan 2 Menit

Dia pun meminta pelibatan pelaku industri pariwisata hingga unit terkecil, seperti pemandu wisata, supir, ojek, hingga pedagang sektor wisata agar bersama berpartisipasi dalam kampanye wisata yang aman dan sehat selama new normal. Terkait Cleanlines, Health, and Safety (CHS) di industri pariwisata, Fikri mengingatkan bakal menjadi pertaruhan citra pariwisata lokal maupun nasional di mata wisatawan.  

“Citra destinasi wisata saat ini akan kental dengan isu CHS, dimana turis akan merasa aman dan nyaman berkunjung,” sarannya.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya mengatakan Indonesia terus berupaya menekan penyebaran Covid-19. Di sektor pariwisata, Kemenparekraf telah menyiapkan handbook (buku pedoman) yang mengacu pada standar global sebagai panduan teknis bagi pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Handbook ini merupakan turunan yang lebih detil dari protokol yang sedang disusun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berdasarkan masukan dari Kemenparekraf untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Nia Niscaya seperti dilansir Antara.

Menurutnya, dengan diterapkannya protokol dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan. Hal itu penting lantaran kepercayaan masyarakat menjadi kunci dalam percepatan pemulihan ekonomi. Karena itu, protokol kesehatan mesti menjadia perhatian untuk diimplementasikan secara ketat.

Sementara Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani mengatakan pandemi  Covid-19 berdampak terhadap perubahan di sektor pariwisata. Pertama, marketnya dari aspek kuantitas maupun kualitasnya. Sebelum pandemi Covid-19, Menteri pariwisata telah mencanangkan sektor pariwisata ke depan bertransformasi dan menekankan pada quality tourism.   

Kedua, destinasi. Menurutnya perubahan destinasi tersebut terlihat dari sektor atraksi, akses, dan amenitas (kenyamanan). Bagi Rizky, ke depan bakal ada tiga skenario berwisata. Pertama, travel defense atau mereka yang berwisata tanpa memikirkan kondisi yang saat ini terjadi. “Yang penting mereka berwisata. Ini sangat mengkhawatirkan karena pandemi ini belum selesai,” ujarnya sebagaimana dilansir dari laman Kemenparekraf.

Kedua, travel phobia adalah yang tidak mau kemana-mana. Ketiga, travel wiseyakni traveler yang sangat memperhatikan banyak aspek dan terutama protokol kesehatan. Untuk itu, diperlukan SOP sebagai pedoman dalam pengelolaan destinasi wisata. Seperti, adanya subjek berupa protokol bagi pekerja, wisatawan, pengelola, hingga agen perjalanan.

“Kemudian objeknya dimana tidak hanya kebersihan bagaimana objek yaitu memenuhi standar keselamatan. Tidak susah menerapkannya.”

Tags:

Berita Terkait