Peran Generasi Muda dalam Informasi Kesehatan Publik DKI Jakarta
Terbaru

Peran Generasi Muda dalam Informasi Kesehatan Publik DKI Jakarta

Tersedianya informasi publik dapat mendorong partisipasi pemuda dalam proses pengambilan kebijakan publik. Pemuda perlu berperan aktif dalam menjaga dan mengawasi kesehatan publik.

Oleh:
Aida Mardatillah
Bacaan 5 Menit
Sejumlah narasumber dalam Dialog Para Pemangku Kepentingan ke-11 dengan tema 'Generasi Muda untuk Jakarta yang Sehat dan Tangguh', Rabu (13/4/2022). Foto: RES
Sejumlah narasumber dalam Dialog Para Pemangku Kepentingan ke-11 dengan tema 'Generasi Muda untuk Jakarta yang Sehat dan Tangguh', Rabu (13/4/2022). Foto: RES

Sebagai kota metropolitan terbesar di Indonesia, Jakarta memiliki potensi sosial kependudukan yang juga cukup besar. Lebih dari 10 juta warga Jakarta dan daerah sekitarnya beraktivitas harian di ibukota. Struktur penduduk di Provinsi DKI Jakarta juga didominasi oleh penduduk usia muda dan produktif. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 70,6% warga Jakarta termasuk ke dalam kelompok umur 15-64 tahun (BPS Provinsi DKI Jakarta, 2020).

Jika menggunakan definisi generasi milenial (kelompok umur 20 - 40 tahun), proporsi kelompok ini di Jakarta sekitar 35%. Potensi kelompok pemuda yang besar di Jakarta ini harus dioptimalkan guna mengambil manfaat dari bonus demografi, yakni kondisi di mana rasio ketergantungan mencapai titik terendah, antara lain manfaat akselerasi pertumbuhan ekonomi. Pemahaman pemuda terhadap teknologi dapat memaksimalkan manfaat berbagai aplikasi terkait pelayanan dan pembangunan kota yang telah dibangun. Dalam konteks pandemi ini, sektor kesehatan menjadi salah satu sektor terbaru yang berevolusi melalui penerapan telemedicine dan digital healthcare platform.

Berangkat dari perlunya mendorong pendidikan dan partisipasi generasi muda (Smart People) dalam upaya mewujudkan kehidupan perkotaan yang sehat dan resilien (Smart Health/Living) di Jakarta, Smart Change dibantu oleh Konsorsium Hukumonline dan RuangWaktu mengadakan Dialog Para Pemangku Kepentingan ke-11 dengan tema “Generasi Muda untuk Jakarta yang Sehat dan Tangguh”. Acara ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan Dialog Para Pemangku Kepentingan ke-5 dan ke-6 yang mengangkat dua pilar Smart City yaitu Smart People dan Smart Health/Living yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat.

Baca:

Akademisi FISIP Universitas Airlangga, Dr.Muhammad Saud mengatakan kaum muda membentuk pembangunan sosial dan ekonomi, menantang norma dan nilai sosial, serta membangun fondasi masa depan Jakarta. “Mereka memiliki harapan untuk diri mereka sendiri dan membayangkan bagaimana kota ini bisa menjadi lebih baik. Terhubung satu sama lain yang belum pernah ada sebelumnya melalui media baru, mereka mendorong kemajuan sosial dan secara langsung mempengaruhi keberlanjutan dan ketahanan komunitas mereka. Para pemuda ini menghadapi banyak kendala, mulai dari diskriminasi, marginalisasi, kemiskinan hingga kekerasan,” kata Muhammad Saud melalui zoom webinar, Rabu (13/4/2022).  

Ia mengusulkan target pekerjaan dengan indikator khusus untuk pekerjaan dan kesehatan kaum muda, harus dimasukkan dalam agenda Jakarta pintar. Anak muda harus menjadi subyek, bukan obyek, dari agenda pembangunan Jakarta pintar. Mereka membutuhkan akses jenis kesehatan yang tepat (termasuk akses ke kesehatan seksual dan reproduksi) dan pendidikan untuk meningkatkan kelayakan pekerjaan dan keterampilan hidup mereka.   

“Tetapi mereka juga harus menjadi peserta aktif dalam pengambilan keputusan dan diperlakukan sebagai aset vital bagi masyarakat,” ujarnya.

Tags:

Berita Terkait