Peran Tanda Tangan Elektronik dalam Transaksi Bank Digital
Utama

Peran Tanda Tangan Elektronik dalam Transaksi Bank Digital

Aktivitas di ruang digital sama sahnya dengan ruang fisik, namun ruang digital perlu tools untuk memastikan aktivitas itu sah atau tidak, salah satunya dengan tanda tangan elektronik yang regulasinya sudah ada.

Oleh:
Mochamad Januar Rizki
Bacaan 4 Menit

Komitmen terhadap keamanan dan kenyamanan nasabah melalui Tanda Tangan Elektronik Tersertifikasi ini semakin urgen seiring terbitnya regulasi perbankan digital yang diterbitkan OJK pada tahun 2021.

Dalam diskusi tersebut, Nailul Huda, Peneliti Ekonomi Digital dari Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) menjelaskan peran OJK dalam bidang digitalisasi keuangan sudah melakukan penyesuaian untuk bank digital agar memberikan kepastian bagi investor dan pelaku perbankan yang ingin bertransformasi jadi layanan bank digital. Akan tetapi, masih ada beberapa layanan keuangan yang masih membutuhkan tanda tangan basah.

“Padahal TTE ini sudah mulai digalakkan dan punya potensi dan efisiensi yang sangat besar. Ini sebuah inovasi yang memang menimbulkan efisiensi yang saya rasa yang perlu didukung juga komitmen dari stakeholder, salah satunya dari OJK, Kominfo dan sebagainya. Kami juga mendorong layanan jasa keuangan lainnya, tak terbatas pada P2P Lending dan Bank Digital, untuk terus beradaptasi,” ungkap Nailul.

Dalam diskusi yang sama, SVP Product DigiBank by DBS, Imam Akbar Hadikusumo menjelaskan dampak digital banking bagi inklusi keuangan di tengah keterbatasan UMKM untuk mengakses jasa perbankan, digital banking mencoba memutus batasan lokasi, fisik, maupun waktu sehingga dapat membantu masyarakat agar bisa bankable. Pada bank konvensional harus melakukan semua proses tatap muka saat membuka rekening, (contohnya) fotokopi KTP dan melakukan tanda tangan basah.

“Melalui digital banking, kami menekankan pengalaman perbankan tanpa tatap muka, tidak ada batasan fisik, waktu, dan lokasi. Dengan digital banking, boundary itu hilang, hingga layanan bank dapat diakses siapa saja dan dimana saja, dan kami bisa membantu program pemerintah untuk inklusi keuangan,” jelas Imam.

Dia menambahkan bahwa sebagai bisnis kepercayaan, industri perbankan perlu menjadikan keamanan dan kenyamanan sebagai faktor penting Untuk pengalaman perbankan tanpa tatap muka, memberikan rasa aman menjadi satu hal yang sangat penting untuk kepercayaan nasabah.

“Dari sisi keamanan, kami terus mengadopsi teknologi identity proofing yang terus berevolusi. DigiBank pertama kali (menggunakan) pencocokan sidik jari dengan e-KTP. Seiring waktu, ada perubahan dimana perkembangan teknologi terus berevolusi, ada face biometric, liveness detection, ada OCR. Ke depan kami akan terus evolve supaya dapat berinovasi dengan teknologi, dan nasabah mendapatkan kemudahan, keamanan dan kenyamanan,” tambahnya.

Tags:

Berita Terkait