Praktisi dan Periset Ekonomi Bahas Akselerasi Ekonomi Nasional
Terbaru

Praktisi dan Periset Ekonomi Bahas Akselerasi Ekonomi Nasional

Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang mampu memiliki daya tahan dalam menghadapi krisis global. Namun demikian untuk menjadi negara maju, Indonesia tidak cukup hanya memiliki daya tahan tersebut.

Oleh:
Fitri Novia Heriani
Bacaan 3 Menit
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko.

Indonesia menghadapi guncangan krisis ekonomi dalam tiga tahun terakhir. Selain krisis akibat covid-19, krisis juga muncul dari ketegangan geopolitik di level global antara Rusia-Ukraina pada 2022. Namun positifnya, menurut Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang mampu memiliki daya tahan dalam menghadapi krisis global.

Menurutnya, ketahanan ekonomi Indonesia dapat diukur dari tingkat pertumbuhan ekonomi. Di tahun 2020, menyentuh minus 2,07 persen, kemudian mulai pulih pada tahun 2021 sebesar 3,69 persen, dan pada triwulan III tahun 2022 tumbuh sebesar 5,7 persen. Namun demikian, Handoko menyebutkan untuk menjadi negara maju, Indonesia tidak cukup hanya memiliki daya tahan tersebut.

"Indonesia harus mampu melakukan akselerasi ekonomi. Salah satunya dengan cara menciptakan sumber-sumber pertumbuhan baru dan melakukan debottlenecking atau menghilangkan sumbatan botol (hambatan) yang dihadapi di berbagai sektor ekonomi," ungkap Handoko.

Dia mengatakan dengan adanya simposium Paraktisi dan Periset eknomi (PARETO) ini, diharapkan dapat menjawab tantangan ekonomi masa depan. Terutama, dalam menghadapi perekonomian global 2023 yang belum pasti. “Saya rasa kegiatan ini diselenggarakan pada saat yang tepat yaitu ketika terjadi kekuatiran akan datangnya resesi di tahun depan,” katanya.

Kegiatan ini, lanjut Handoko, juga sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan tugas dan peran BRIN untuk menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan serta invensi dan inovasi yang terintegrasi. Baik dalam bentuk science for science, science for policy, dan science for society.

Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN (OR TKPEKM-BRIN), Agus Eko Nugroho menjelaskan PARETO merupakan Simposium Praktisi dan Periset Ekonomi yang dirancang untuk mempertemukan para pemangku kepentingan untuk berembuk dan menemukan model pembangunan ekonomi yang solutif. Kegiatan ini diselenggarakan oleh OR TKPEKM BRIN bekerja sama dengan Perhimpunan Periset Indonesia (PPI), dengan tema “Meningkatkan Resiliensi dan Akselerasi Ekonomi Indonesia”.

"Forum ini diharapkan akan meramu ide dari praktisi dari institusi pemerintah dan bisnis serta para akademisi dalam upaya meningkatkan resiliensi dan meng-akselerasi ekonomi Indonesia," tandas Agus.

Tags:

Berita Terkait