Prof Ade Saptomo yang Peduli Kebersihan dan Keasrian Lingkungan Kampus UP
Terbaru

Prof Ade Saptomo yang Peduli Kebersihan dan Keasrian Lingkungan Kampus UP

Diharapkan para Dekan FH untuk tidak hanya terpaku pada tugas struktural. Tetapi juga membagi atensinya kepada masyarakat luas; komunitas kampus; tenaga pendidikan; karyawan; dan tanpa terkecuali bagi kebersihan lingkungan.

Oleh:
CR-28
Bacaan 3 Menit

Melalui lingkungan yang asri dan terjaga, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran mahasiswa hukum untuk turut menjaga kebersihan yang ada. Diawali dengan kebersihan lingkungan, dan diikuti pula dengan kebersihan hati untuk membangun karakter yang berbudi luhur.

Dalam hubungannya dengan pendidikan, kebersihan tersebut ditanamkan pula kepada para tenaga pengajar (dosen) di FH untuk dengan tulus dan bersih memberikan ilmu kepada mahasiswanya. Ini ditujukan untuk dapat mencetak mahasiswa yang memiliki kepribadian baik. Untuk menjaga itu, Ade membeberkan salah satu aturan di FH-nya bahwa mahasiswa diwajibkan untuk senantiasa menjaga kebersihan dan membiasakan diri mengapresiasi dosen dengan salam dan ucapan terima kasih.

"Mudah-mudahan karena ini juga bertujuan untuk character building, tentu akan menjadi proses yang berkelanjutan. Karena ya bayangkan jika kampus amburadul, mahasiswa amburadul, akhirnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat,” ujar mantan Dekan FH UP ini. 

Selaku ketua umum APPTHI yang telah memiliki anggota sebanyak 157 Dekan di seluruh Indonesia dan 247 Program Studi, dia menjelaskan sudah banyak pihak yang berkunjung ke Fakultas-nya. Dimana FH yang dia pimpin kerap dijadikan benchmark atas tata kelola lingkungan fakultas dengan menjaga keasrian taman dan menempelkan berbagai quotes dari tokoh-tokoh hukum di dunia dalam berbagai sudut gedung.

Dalam pesannya, dia memohon bagi para Dekan FH se-Indonesia untuk tidak hanya terpaku pada tugas struktural, tetapi juga membagi atensinya kepada masyarakat luas, komunitas kampus, tenaga pendidikan, dan karyawan yang terus menunggu kepemimpinan Dekan. Meski terdapat model kepemimpinan yang berbeda-beda, hal terpenting tanggung jawab jabatan yang harus diemban.

Penting bagi seorang Dekan FH mencocokkan model kepemimpinan dengan pengalaman yang ada dalam rangka menjalankan tugas pemimpin yang produktif dan diterima kalangan yang dipimpin. Disamping produktif, kepemimpinan yang adaptif dan responsif dengan terus progresif ke depannya juga menjadi catatan untuk seorang Dekan.

“Ingat, yang dipimpin bukan hanya manusia, tapi masih ada lingkungan yang juga harus dipimpin. Seperti taman atau ekosistem yang ada pada umumnya dan lingkungan FH turut menjadi kewajiban kita untuk memimpin. Memimpinlah dengan hati yang sejuk. Jadi seorang Dekan bukan hanya karena SK, tapi sesuatu yang berada di luar diri kita juga harus dirawat dan diperhatikan juga," tutupnya.

Tags:

Berita Terkait