Standar Abu-Abu Definisi Teroris, Nyata atau Disengaja?
Utama

Standar Abu-Abu Definisi Teroris, Nyata atau Disengaja?

Tidak ada kesepakatan global mengenai definisi teroris. Jenis kejahatan yang dikonstruksi oleh konstelasi sosial dan politik. Pendekatan saat ini memperkuat islamofobia.

Oleh:
Normand Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

Dia menyayangkan narasi terorisme terjebak pada stigmatisasi kelompok ajaran Islam dengan narasi radikalisme agama. “Ada kesalahan definisi juga pada makna radikal, seringnya orang Islam jadi korban stigma,” jelas Iqbal.

 

Iqbal mengatakan bahwa radikal adalah sebuah sikap lompatan melakukan perubahan. Tidak ada masalah pada makna asli radikal. Namun saat sikap radikal ini diwujudkan dengan tindak kejahatan yang melawan norma sosial maka radikalisme menjadi masalah.

 

Mengenai hal ini, Iqbal menyoroti bahwa para pelaku teror sebenarnya menunjukkan gejala gangguan kejiwaan. Kebanyakan pelaku memiliki latar belakang masalah sosial dan ekonomi yang membuatnya berprilaku radikal secara salah.

 

“Janji indah agama membuat mereka mencari jalan cepat kebahagiaan, keluar dari masalahnya, ini perlu dilihat secara utuh,” kata Iqbal. Masalah yang dialami para pelaku ini menurut Iqbal tidak selalu masalah ekonomi, namun juga masalah sosial di lingkungan keluarga yang terakumulasi sepanjang hidupnya.

 

Di sisi lain, pendekatan yang digunakan untuk menangani terorisme saat ini dinilai Iqbal menghidupkan islamofobia. “Benar ada orang Islam yang melakukan teror, tapi ini harusnya tentang siapa yang membiayai? Siapa akarnya? Ada kemungkinan proxy war yang mengancam pertahanan negara saat ini,” katanya.

 

Stigmatisasi pada kalangan penganut Islam justru bisa memicu sikap radikal yang salah dalam beragama menjadi subur. “Yang awalnya mereka tidak mau, akhirnya sekalian jadi teroris karena dituduh terus,” jelas dia.

 

(Baca Juga: Sebab Molornya Pembahasan RUU Terorisme)

 

Masalah lainnya, Iqbal melihat ada kelemahan negara dalam memanajemen isu terorisme yang terlalu vulgar dibuka kepada publik, “Harusnya tidak semua dibuka, menimbulkan ketakutan lebih jauh,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait