Suka Duka Membela Soeharto
All the Presidents’ Lawyers

Suka Duka Membela Soeharto

Adnan Buyung Nasution pernah merasa dimusuhi presiden. Setelah lengser, Soeharto menunjuk sejumlah pengacara ternama, untuk menghadapi tuduhan korupsi.

Oleh:
M. Yasin/Ali Salmande
Bacaan 2 Menit

Menunggu jawaban dua jam, tawaran OC diterima. Seoharto bersedia menerima malam itu juga. Berkemeja batik, Soeharto sudah menunggu di ruang tamu begitu OC datang selepas maghrib. Pengacara senior ini menggambarkan pertemuan itu: ‘di saat kami bersalaman, seketika naluri pengacara saya mengatakan bahwa ia seorang yang baik, bukan orang jahat. Justru ia seorang yang hangat’.

Dalam pertemuan itu, Soeharto meminta OC Kaligis membantu. “Apakah Pak Kaligis mau membantu sebagai salah seorang pembela saya?” OC menyatakan siap. Lalu, menyerahkan ulasan perkara yang mungkin akan dituntutkan kepada Soeharto.

“Saya memang sudah benar-benar seribu persen siap menjadi pembelanya, walaupun saya juga mengetahui bahwa perkara Pak Harto akan menjadi perkara tersulit dari semua perkara yang saya tangani. Bagaimana tidak, ia tidak hanya dituduh korupsi, melainkan juga ditekan setengah mati oleh opini publik dan pemerintah”, tulis OC Kaligis dalam bukunya Pak Harto Sisi-Sisi yang Terlupakan (Gramedia Pustaka Utama, 2014). Buku ini diluncurkan pada 27 Juni lalu.

Soeharto mengambil kacamata, lantas membaca dokumen yang diserahkan OC. Setelah itu, ia memberikan analisis dan kesimpulan. “Sebagai pengacara, saya berkesimpulan bahwa dalam kedudukan Bapak sebagai presiden yang telah mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada MPR RI, Bapak tidak bisa dituntut secara hukum terkait dengan kebijakan-kebijakan yang telah Bapak ambil dan lakukan.”

Soeharto dan Kaligis berdiskusi panjang lebar, termasuk fee. “Malam itu Pak Harto menandatangani surat kuasa yang sudah saya persiapkan. Ia juga langsung setuju dengan fee yang saya ajukan selaku pengacaranya”. Menjelang pukul 22.00, OC pulang. Kesempatan menjadi pengacara Soeharto bukan semata tentang fee, tetapi tentang kesempatan ‘menunjukkan kualitas sebagai pengacara andal Indonesia’. Begitu yang Kaligis tulis dalam bukunya.

OC Kaligis bukan satu-satunya yang ditunjuk Soeharto. Ada nama Juan Felix Tampubolon, Denny Kailimang, Indriyanto Seno Adji. Pada hari ketika OC dikontak, Tim Pembela Soeharto lainnya sudah mengadakan rapat. OC sempat mengontak Denny Kailimang dalam perjalanan pulang dari Jalan Cendana. Komunikasi yang sempat diwarnai canda. “Ah, sialan you,” Denny mengomel. “Kami sedang memilah-milah nama untuk masuk menjadi anggota tim, kau sudah mendapat surat kuasa duluan”.

Diwawancarai Februari lalu, Denny Kailimang menjelaskan Tim Pengacara Soeharto adalah tim pengacara yang ditunjuk Soeharto selaku pribadi. Fee juga dari Soeharto. “Tidak ada keterlibatan negara sama sekali,” ujarnya.

Tags:

Berita Terkait