Tanggung Jawab In House Counsel Saat Advice-nya Berdampak Negatif bagi Perusahaan
In House Counsel Series

Tanggung Jawab In House Counsel Saat Advice-nya Berdampak Negatif bagi Perusahaan

Bila tidak yakin bisa minta opini eksternal sebagai pelengkap.

Oleh:
Moch. Dani Pratama Huzaini
Bacaan 4 Menit

Gilang menilai tanggung jawab In House tidak sebesar senior counsel jika salah menyampaikan advice. “Karena kemungkinan mistake itu besar. Tapi yang penting bersungguh-sungguh melakukan yang terbaik gak usah takut salah. Karena buat (In-house) yang baru (salah) itu biasa,” terangnya.  

Komunikasi Tertulis

Gilang juga menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi tertulis dalam perusahaan yang kerap dihadapi oleh seorang In-house. Ia mencontohkan memorandum yang harus dibuat oleh seorang in-house. Menurut Gilang, dalam membuat memorandum biasanya lebih detail dan dilakukan oleh seorang legal perusahaan. Karena itu, bentuknya lebih formal.

Dalam membuat memorandum Gilang menyarankan untuk menyertakan executive summary. Karena kebiasaan dari atasan atau jaringa kerjanya memiliki kebutuhan untuk memebaca lebih cepat. Sehingga dengan adanya eksekutif summary, kerangka awal dari memorandum tersebut bisa ditemukan. “Sehingga sebelum masuk ke yang detail, ini toh kerangkanya,” ungkap Gilang.

Selain memorandum, bentuk komunikasi tertulis yang lain adalah email. Menurut Gilang, komunikasi melalui email seringkali dibuat lebih formal. Pengalamannya, biasanya menggunakan email untuk mengarahkan sesuatu. Selain itu, email juga sebagai sarana dokumentasi tertulis dari advice yang diberikan secara verbal. 

“Ada baiknya advice yang dikasih secara verbal itu didokumentasikan via email. Email juga merupakan konfirmasi tertulis. Hasil diskusi dan hasil advice kita,” ungkap Gilang.

Kemudian ada juga komunikasi tertulis dengan menggunakan slides. Biasanya berisi pointer-pointer untuk diberikan ke pihak manajemen. Saran Gilang slides dibuat singkat dan menarik. Tidak lupa substansinya jelas secara tujuan. Sementara untuk komunikasi via Whatsap, menurut Gilang, biasanya digunakan ketika menghadapi situasi urgent sehingga sarannya dilakukan dengan cara singkat dan langsung menjawab pertanyaan.

Peserta kegiatan Pelatihan Bimbingan Kerja Fresh Graduate Hukum kali ini mempunyai kesempatan untuk magang baik di perusahaan maupun law firm yang telah ditentukan oleh Indonesian Corporate Counsel Association (ICCA). Jadi nantikan Pelatihan Bimbingan Kerja Fresh Graduate Hukum berikutnya.

Tags:

Berita Terkait