Untung atau Rugi, Pemerintah Diminta Evaluasi Perjanjian FTA
Terbaru

Untung atau Rugi, Pemerintah Diminta Evaluasi Perjanjian FTA

Jika FTA tidak memberikan manfaat sama sekali maka perlu dilakukan amandemen atau terminasi FTA. Di sisi lain, mitra FTA Indonesia sebaiknya memberikan keuntungan seimbang karena merupakan pasar ekspor.

Oleh:
Fitri Novia Heriani
Bacaan 4 Menit

Adapun rata-rata pertumbuhan ekspor ke sejak 2012- 2021; ke negara mitra FTA tumbuh sebesar 3,0%; negara non FTA tumbuh sebesar 4,1%. Adapun persentase ekspor ke negara mitra FTA berkurang dari 68,8% (2012) menjadi 66,3% (2021).

Namun hal sebaliknya terjadi pada sektor impor. Benny menyebut impor dari negara mitra FTA tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan impor dari negara non mitra FTA. Persentase impor dari negara mitra FTA naik dari 78,3% pada 2012 menjadi 86,8% pada 2021.

“Selain itu, perdagangan Indonesia dengan negara mitra FTA selalu mengalami defisit, hanya pada dua tahun  terakhir terjadi surplus. Pada tahun-tahun tertentu (2014-2015 dan 2018-2019) defisit perdagangan dengan negara FTA tidak dapat  ditutup oleh surplus perdagangan dengan negara non FTA, sehingga neraca perdagangan secara  keseluruhan mengalami defisit. Sementara surplus perdagangan yang terjadi pada dua tahun terakhir, lebih disebabkan karena penurunan impor  dari pada kenaikan ekspor,” katanya dalam acara Bedah Buku “Perdagangan Bebas dan Perkembangan Ekspor Nasional: Peran Produk Nasional di Pasar Impor Negara Mitra FTA,” Kamis (2/2).

Melihat data-data tersebut, Benny menilai perjanjian perdagangan antara Indonesia dengan berbagai negara telah berlaku efektif sejak beberapa tahun lalu, memberikan dampak yang beragam.

Misalnya, peran mitra FTA sebagai tujuan ekspor, secara umum, makin berkurang yakni persentase ekspor ke negara mitra FTA turun dari 68,8% (2012) menjadi 66,3% (2021), perkembangan ekspor ke negara mitra FTA berbeda-beda antar komoditas dan antar negara, persentase ekspor produk perikanan ke negara mitra FTA secara umum turun, hanya ke Australia naik pesat, ekspor produk pertanian ke negara mitra FTA tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor ke negara non FTA, namun peran produk pertanian Indonesia di negara mitra FTA relatif tetap.

Untuk ekspor minyak kelapa sawit relatif tidak terpengaruh oleh FTA; ekspor ke negara non FTA tumbuh lebih tinggi; peningkatan akses pasar di negara mitra FTA berdampak positif terhadap ekspor pakaian jadi dan alas kaki, FTA belum ada dampak signifikan terhadap ekspor mesin & peralatan dan produk otomotif, dan persentase impor dari negara mitra FTA meningkat. Dan di sisi lain negara mitra berhasil meningkatkan peran di pasar Indonesia.

“Sedangkan peran Indonesia dalam memenuhi kebutuhan impor negara mitra FTA, secara umum, cenderung berkurang,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait