Yosep Adi Prasetyo:
Komnas HAM Masih Terbentur Masalah Anggaran
Profil

Yosep Adi Prasetyo:
Komnas HAM Masih Terbentur Masalah Anggaran

Di usianya yang ke-17, Komnas HAM masih dipusingkan dengan masalah kelembagaan seperti anggaran dan SDM yang kemudian mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi.

Oleh:
Dny
Bacaan 2 Menit

Oh iya, karena pembenahan internal ini sangat berpengaruh bagi kerja-kerja ke luar, untuk menjalankan fungsi. Kalau terlambat dia (pembenahan internal, red.), maka seluruh fungsi akan terhambat. Nah, Komnas HAM sendiri kalau di dalam mekanisme kesekjenan sebetulnya masih muda. Karena ketika 1993 dibentuk itu bukan pegawai negeri. Seluruhnya tenaga-tenaga profesional. Ketika tahun 1999, dikatakan paling lambat 2002 itu sudah harus ada seorang sekjen, eselon satu, pegawai negeri, yang memimpin staf kantor. Nah, semenjak 2002 itu ada upaya untuk seluruh staf profesional didorong untuk menjadi pegawai negeri. Pertarungan untuk menjadi pegawai negeri itu baru selesai tahun lalu. Jadi, sebetulnya sangat relevan untuk membicarakan masalah-masalah internal. Sekarang seluruhnya pegawai negeri ya, tidak ada yang non (pegawai negeri, red.). Kalau yang tahun lalu, masih ada yang non pegawai negeri.

 

Keberadaan sekjen sepertinya kerap menjadi persoalan di lembaga-lembaga negara independen seperti Komnas HAM. Apakah hal ini terjadi karena Sekjen selalu diposisikan sebagai ‘orang kiriman’ pemerintah?

Oh, tidak saya kira. Karena Sekjen ini hanya KPA, Kuasa Pengguna Anggaran. Pengguna anggarannya tetap ketua. Jadi, dia memang sifatnya hanya supporting. Tapi memang karena keterbatasan alokasi budget yang membikin itu. Masalah lebih terkait dengan manajerial dan seterusnya. Karena begini, Komnas HAM itu dimungkinkan untuk mendapatkan dana dari non APBN. Misalnya dari lembaga donor, dari UN, atau dari lembaga-lembaga di luar negeri. Tapi untuk kerja-kerja tertentu. Pemantauan dan mediasi tidak boleh sama sekali. Pengkajian dalam hal-hal tertentu tidak boleh. Hanya untuk penyuluhan yang boleh, atau untuk capacity building Komnas HAM. Itu boleh dilakukan. Nah menurut saya, peluang itu belum dilakukan secara optimal oleh Komnas HAM.

 

Sejauh ini, bagaimana dukungan lembaga-lembaga donor terhadap Komnas HAM dari aspek pendanaan?

Ada beberapa (lembaga donor, red.), tapi belum mendukung kegiatan-kegiatan yang sifatnya strategis untuk Komnas HAM. Mereka hanya terlibat di dalam dukungan untuk pelatihan, kemudian beberapa kegiatan yang sifatnya kantor perwakilan dan seterusnya. Kami punya enam kantor perwakilan kan Komnas HAM di Indonesia.

 

Bagaimana konsep kesekretariatan Komnas HAM yang ideal?

Kesekretariatan itu yang ideal adalah me-manage seluruh pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan. Tapi, (juga) menyiapkan diri untuk men-support keinginan dari komisioner. Total, tidak boleh ada tawar menawar. Seluruh harus dikordinasikan, “Anda butuh apa? kita akan support”. Selama ini jalan sendiri-sendiri. Anggota ingin apa, kemudian anggaran yang tersedia untuk ini, jadi belum tentu klop. Karena sistem APBN itu. Misalnya apa yang saya rencanakan 2010, itu sudah disusun pada 2008. Disetujui pada 2009. Jadi kita kebutuhannya berbeda, dengan yang dua tahun yang lalu. Ketika ingin mengubah sesuatu, harus revisi. Revisinya harus nunggu tiga bulan, Selama proses revisi, kita tidak boleh menggunakan dana itu. Itu kan rumit.

 

Bagaimana mengatasi masalah anggaran yang dihadapi oleh Komnas HAM?

Yang bisa diatasi adalah (ketika) dalam perencanaan jangan terlalu detil, di dalam menyusun rencana kegiatan. Karena semakin detil, semakin tidak fleksibel dia. Yang kedua adalah bagaimana model penggunaan block. Jadi ada kegiatan besar sekian kali, dan seterusnya, tapi fleksibel. Dimungkinkan, kalau kurang di sini, ambil di kegiatan berikutnya, dan seterusnya itu dimungkinkan. Nah, engineering seperti itu yang saya kira harus diciptakan di dalam institusi yang seringkali harus melakukan pekerjaan yang sifatnya quick respon.

 

Ada sesuatu kita harus turun ke lapangan, melakukan penanganan, dan seterusnya. Kalau untuk departemen, untuk apa, mungkin tidak seperti itu. Tapi ini kan kami melayani pegaduan. Tiba-tiba bisa dalam satu bulan skalanya luar biasa, bulan berikutnya tidak ada kegiatan. Tidak mungkin itu direncanakan dua tahun sebelumnya. Bulan ini saya ingin bikin sekian kegiatan, ini sekian kegiatan, kalau tidak bisa hangus, uang harus dikembalikan, dan seterusnya. Fleksibel dan jangan terperangkap di dalam satuan yang terlalu detil. Misalnya sampai satuan empat. Cukup sampai di satuan dua menurut saya, anggaran.

Tags: