Working from Home, Karina Sungkono Lebih Produktif Jalani Peran Ganda
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2020

Working from Home, Karina Sungkono Lebih Produktif Jalani Peran Ganda

Menurut Karina, menjalani peran sebagai ibu bekerja adalah hal yang tidak mudah. Apalagi sebagai corporate lawyer dengan jam kerja yang panjang.

Oleh:
CT-CAT
Bacaan 2 Menit

 

Namun, meski sulit, bukan berarti peran ganda tersebut tidak dapat dijalani. Karina lantas menceritakan pengalamannya membagi waktu saat anaknya masuk rumah sakit, sedangkan di sisi lain—ia harus menyelesaikan pekerjaan di kantor dengan deadline mendesak. "Saya harus mengambil cuti mendadak untuk mendampingi anak saya, sambil tetap bekerja dari rumah sakit. Di satu sisi saya merasa bersalah kepada anak karena tidak dapat mendampinginya penuh 24 jam, di sisi lain saya juga merasa bersalah kepada kolega dan atasan yang tiba-tiba harus membantu untuk menyelesaikan pekerjaan saya,” kenang dia.

 

Beruntung, Karina memiliki keluarga dan atasan yang sangat suportif di saat sulit tersebut. Karina mengaku bersyukur, sebab HHP—firma hukum tempatnya bekerja memiliki program flexible working arrangement yang sangat baik. Adapun melalui program yang disebut bAgile ini, HHP sudah memberikan keleluasaan kepadanya untuk work from home (WFH) sejak dua tahun lalu.

 

“Sebagai seorang lawyer, kita dituntut untuk bisa bekerja kapan pun dibutuhkan oleh klien, tidak hanya sampai jam lima sore. Sedangkan sebagai orang tua, terkadang kita juga memiliki tuntutan untuk ada bagi anak pada saat jam kerja tradisional. Adanya program bAgile ini sangat membantu saya untuk menjalankan kedua peran ini dengan lebih maksimal,” ujar Karina.

 

Hanya saja, menurut Karina—sekalipun dengan support system yang baik, dewasa ini ibu bekerja masih dituntut untuk menanggung beban ganda, yakni sebagai pekerja dan primary caregiver untuk anak-anaknya. Buktinya, tidak ada yang pernah bertanya kepada lawyer laki-laki apakah mereka akan berhenti berkarier setelah memiliki anak; atau cara mereka menyeimbangkan peran sebagai lawyer dan ayah yang baik bagi anak-anaknya. Padahal, dua hal ini sering kali ditanyakan kepada lawyer perempuan.

 

“Menurut saya, kesetaraan gender yang dicita-citakan Kartini baru benar-benar bisa dicapai jika masyarakat kita menghargai bahwa membesarkan anak dan mengurus rumah tangga adalah pekerjaan berat yang memakan waktu. Pekerjaan ini bukan semata-mata kodrat perempuan, tetapi juga merupakan tanggung jawab laki-laki,” Ia menambahkan.

 

Artikel ini merupakan kerja sama Hukumonline dengan HHP Law Firm.

Tags:

Berita Terkait