Akan tetapi, pertukaran stapled bond itu terbatas pada obligasi pemerintah seri FR0001 dan FR0003. Sementara bank-bank yang memiliki jenis obligasi dengan seri tersebut tidak diwajibkan untuk menukarkan obligasi yang dimilikinya itu.
Deputi Gubernur Bank Indonesia demisioner Miranda Gultom mengatakan, latar belakang dari diterbitkannya fixed rate bond yang mempunyai maturity 5 tahun dan kupon dengan bunga 12%, serta fixed rate bond yang mempunyai maturity 10 tahun dan kupon dengan bunga 14% dirasakan kurang menarik di pasar. Alasannya, jelas Miranda, karena saat ini tingkat suku bunga di pasar sudah mencapai 13-14%.
Untuk itulah, ungkap Miranda, mengapa diterbitkan stapled bond guna membantu bank-bank yang direkapitalisasi agar dapat memperdagangkan obligasi pemerintah dengan harga wajar. Dengan demikian, bank-bank yang direkapitalisasi itu memiliki likuiditas yang baik.
Stapled bond merupakan suatu paket obligasi yang terdiri dari dua jenis obligasi, dengan kupon lebih tinggi dan obligasi dengan kupon lebih rendah. Rata-rata tertimbang kupon dari kedua jenis obligasi tersebut adalah sama dengan kupon dari obligasi rekap yang akan dipertukarkan.
Miranda menjelaskan, permohonan bank untuk menukarkan stapled bond itu dapat diajukan pada 4-6 Desember dengan batas akhir pukul 15.00 WIB. Informasi yang diperoleh hukumonline, sampai batas akhir pengajuan permohonan, ternyata ada 13 bank yang mengajukan permohonan penukaran itu dengan jumlah sebesar Rp58,472 triliun.
Ketentuan penukaran
Untuk memudahkan mekanisme penukaran itu, BI telah mengeluarkan ketentuan resmi untuk melakukan penukaran. Pertama, obligasi yang dapat dipertukarkan adalah obligasi pemerintah dengan seri FR0001 dan FR0003 baik yang berada dalam portofolio investasi maupun dalam portofolio perdagangan.
Kedua, pertukaran obligasi tersebut dilakukan atas inisiatif bank, atau secara suka rela. Ketiga, obligasi seri FR0001 akan dipertukarkan menjadi obligasi seri FR0006 dengan bunga 16,5% dan obligasi seri FR0007 dengan bunga 10,0%.