Patriotisme Baru
Tajuk

Patriotisme Baru

Patriotisme tidak selalu berhubungan dengan keberanian para pahlawan bangsa, atau bahkan gugur untuk ibu pertiwi. Patriotisme bisa lahir dari orang-orang biasa dan dari kejadian-kejadian biasa. Setiap bangsa membutuhkan pahlawan dan perbuatan heroik. Setiap bangsa memerlukan patriot dan patriotisme. Kebutuhan tadi bisa jadi untuk kepentingan suatu bangsa untuk memelihara identitas kebangsaannya, atau mempertahankan kesatuan teritorial, atau semata-mata untuk menumbuhkan ikatan emosional untuk memelihara kepentingan bersama. Akan tetapi, bisa juga itu kebutuhan yang dihidupkan oleh penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya di atas emosi dan kehausan rakyat untuk mempunyai dan melegendakan patriot dan patriotisme.

Oleh:
Bacaan 2 Menit
Patriotisme Baru
Hukumonline

Orang Amerika sangat gemar mempermainkan perasaan patriotisme melalui industri filmnya. Film Gladiator arahan Ridley Scott sangat menyentuh segala aspek kehidupan terburuk yang bisa terjadi pada seorang jendral besar seperti Maximus yang dimainkan secara obsesif oleh Russel Crowe. Film ini menggambarkan penghianatan demi kekuasaan, pembataian keluarganya, perbudakan, perlakuan seperti binatang di kala menjadi gladiator, sampai  akhirnya kemenangan di depan warga Roma di Colloseum, yang menjadikan terbunuhnya Caesar Commodus secara nista, dan gugurnya sang pahlawan yang digambarkan dengan indahnya perjalanan melalui ladang bunga ilalang menuju pintu keabadian. Setelah kemenangan besar Maximus atas pasukan barbar Jerman, Caesar Marcus Aurelius membisikkan padanya apa yang diinginkan oleh Maximus. Maximus, jendral besar asal Spanyol itu mengatakan ia hanya ingin pulang ke tanah pertaniannya  di Spanyol sebagai orang biasa menjumpai anak isterinya. Padahal Caesar sudah siap memberikan kejayaan Roma padanya, dan tidak kepada pewarisnya, Commudus. Bahkan setelah Commudus menjadi Caesar, Maximus menolak tawaran beraliansi dengan Commudus untuk menguasai Roma yang sudah dijejali oleh politikus-politikus korup. Sebelum dibunuh, Caesar Marcus  sempat bertanya kepada Maximus, kenapa kita ada di medan perang ini. Maximus  masih berlumuran darah orang-orang barbar, menjawab untuk kebesaran Roma, Caesar (mungkin harus diterjemahkan untuk kehausan kekuasaan dan penjarahan orang-orang Roma). Perjalanan hidup selanjutnya dari Maximus dari hampir dibunuh, hampir mati sengsara melihat keluarganya dibantai, menjadi gladiator, dan akhirnya menguasai publik Roma melalui kegemaran mereka melihat manusia diadu manusia, manusia diadu binatang buas,  berakhir tragis dengan kematiannya karena politik intrik Roma. Maximus tetap menjadi pahlawan, bukan hanya karena ia menyelamatkan Roma dari kediktatoran dan kegilaan Commudus, melainkan juga karena ia mengembalikan Roma kepada rakyatnya, kepada cita-cita Republik. Maximus adalah orang yang berpikiran seperti orang biasa, dan kemudian terjerat dalam langkah-langkah hidup yang menjadikannya patriot. Ia dicetak  menjadi jendral besar, bukan sebagai patriot. Perjalanan hidupnya yang memaksanya dilahirkan kembali sebagai patriot.

Film Patriot arahan Rolland Emmerich juga menghasilkan munculnya patriot secara terpaksa. Benyamin Martin yang diperankan oleh Mel Gibson adalah veteran konflik bersenjata antara Perancis dan Indian di tanah Amerika, yang tidak percaya lagi bahwa kekerasan akan menyelesaikan masalah. Keinginannya untuk hanya berkumpul dengan keluarganya dan bekerja sebagai petani di South Carolina tidak tercapai ketika revolusi Amerika merayap merambah tanah pertaniannya dan menyeret putranya ke kancah perang. Martin memimpin milisia dan bahu membahu dengan tentara Amerika yang dibantu Perancis untuk mempermalukan Inggris. Martin tidak punya pilihan. Dia hanya ingin melindungi keluarganya. Dia hanya tidak tahan melihat penderitaan kaum sipil yang terseret perang yang kejam. Dia terjerat arus besar keputusan-keputusan politik para penguasa. Dia hanya ingin menjadi patriot untuk keluarganya sendiri. Namun, bangsa Amerika menobatkannya sebagai patriot bangsa.

Bangsa Indonesia tidak dalam suasana damai dan sejahtera, sehingga kita bisa membuat film-film epik mengenang perjuangan bangsa Indonesia di perang kemerdekaan atau pemberontakan-pemberontakan kecil melawan penguasa dari jaman ke jaman. Indonesia sedang terpuruk dalam krisis multi dimensi. Nilai-nilai kemanusiaan menghilang, kekerasan di mana-mana, perekonomian merayap, hukum tidak berwibawa, korupsi masih meraja-lela, pemerintahan tidak kompeten dan digegoroti, penghianatan atas semangat reformasi menjadi-jadi, petinggi-petinggi berteriak saling menghujat, kemiskinan makin menganga, dan persatuan bangsa terancam terpecah belah. Ini nyata. Ini terjadi kemarin dan hari ini, dan ini masih terjadi besok.

Pada waktu perang kemerdekaan Indonesia, Tentara Keamanan Rakyat yang kemudian menjelma menjadi Tentara Nasional Indonesia adalah kumpulan orang-orang biasa. Jendral Sudirman semula seorang guru. Banyak anggotanya adalah mahasiswa, pelajar, petani, dan orang biasa lainnya. Perjuangan politik juga dilakukan oleh kyai, dokter, ahli hukum, ahli tehnik (Sukarno adalah seorang arsitek, Hatta adalah seorang ekonom). Sebagian dari mereka, secara sadar memposisikan dirinya sebagai patriot kemerdekaaan bangsa. Sebagian lainnya terbawa pusaran sejarah untuk memilih, menjadi antek Belanda atau merdeka dan ikut Republik. Sekali lagi, kejadian sejarah yang maha penting bagi bangsa Indonesia melibatkan orang-orang biasa. Perang gerilya tidak akan berhasil tanpa dukungan rakyat di garis belakang. Perjuangan politik tidak akan berhasil tanpa keberadaan institusi kenegaraan, militer dan dukungan rakyat banyak.

Sekarang di kala negara dan bangsa ini membutuhkan jalan keluar dari krisis multi dimensi, rasanya dibutuhkan patriot dan patriotisme baru untuk muncul ke permukaan. Jadi, kembali dibutuhkan orang-orang biasa untuk mengisi peran itu. Kelas menengah (profesional, kalangan bisnis, intelektual, pegawai pemerintah, politisi dan sebagainya) dan masyarakat madani diminta menumbuhkan good governance dan good corporate governance dan bekerja keras mengejar ketinggalan-ketinggalan di segala bidang. Pemerintah mengubah diri dan diminta untuk menjadi pengayom masyarakat dan pendorong kegiatan masyarakat. Parpol diminta mengutamakan keutuhan dan kepentingan bangsa, serta belajar berdemokrasi secara terbuka. Kyai dan ulama  diminta untuk menyejukkan umatnya. Orang-orang di daerah diminta untuk melihat persatuan bangsa sebagai satu-satunya pilihan ke depan kemajuan sebagai satu bangsa. Orang-orang Orba diminta untuk ke pinggir. Militer diminta untuk melindungi dan memberi rasa aman kepada rakyat. Patriot cenderung berkorban. Patriotisme baru  membutuhkan pengorbanan. Keakuan, kepentingan golongan, suku, agama dan kelompok lainnya harus dibuang jauh-jauh, dijadikan kepentingan bersama, yaitu keluar dari krisis. Itulah pengorbanan, dan jadilah kita patriot baru, membawa patriotisme baru.

Tags: