Ketika 'Mantan Presiden' Sidak ke Mahkamah Konstitusi
Jeda

Ketika 'Mantan Presiden' Sidak ke Mahkamah Konstitusi

Jimly memperbolehkan, asal tetap dalam koridor hukum dan sebatas kritik. Tidak melakukan penghinaan dan fitnah.

Oleh:
CRP
Bacaan 2 Menit
Ketika 'Mantan Presiden' Sidak ke Mahkamah Konstitusi
Hukumonline

 

Effendi yang lebih akrab disapa Dik Pendi di acara yang diputar mingguan itu menyampaikan pada Jimly bahwa saat ini Republik Mimpi ketambahan tokoh nasional lagi, bernama Jimmy Asshiddiqie. Nemu di mana kamu? respon Jimly secepat kilat. Agaknya sang Ketua agak kurang siap masuk dalam lingkaran acara olok-olokan itu.

 

Pakar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia itu mengingatkan, Asal masih dalam koridor hukum, sejalan dengan etika yang hidup di masyarakat, tidak melakukan penghinaan atau lebih parah melakukan fitnah, that's ok!

 

Kebetulan, Effendi yang satu almamater dengan Jimly bisa lebih akrab sehingga suasana cair tercipta dalam kunjungan mereka. Buru-buru Dik Pendi menjelaskan, Acara ini saya rancang untuk bebas mengkritik dan meniru, tapi sama sekali bukan untuk menghina. Lulusan Universitas  Radbound Nijmegen Belanda itu memang bisa dikatakan sebagai think tank dalam talk show parodi yang kerap mengemas isu-isu aktual ke dalam banyolan itu.

 

Sebelumnya, Dewan Pers pernah menegaskan bahwa program acara "Republik Mimpi NewsdotCom" yang ditayangkan Metro TV, dilindungi Pasal 28 F UUD 1945 tentang hak atas informasi, sehingga rencana somasi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil, kurang tepat.

 

Agaknya Dik Pendi cukup berhati-hati meski sesama almamater dengan Jimly. Buktinya pertemuan itu seperti permintaan ijin satu pihak dari newsdotCOM-Republik BBM. Sebabnya, jikapun Jimly tak mengijinkan, casting untuk pencarian orang yang mirip Jimly sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya. Karena ini industri hiburan, mesti Taken for Granted buat Jimly.

 

Dik Pendi yang mengajar di Pascasarjana Fisip UI itu membeberkan, sebenarnya tokoh Jimmy akan  dimunculkan bertepatan dengan ulang tahun MK sebagai hadiah. Namun karena ada isu pengujian UU Pemda, Jimmy kami munculkan lebih awal, ujarnya.

 

Nah, semoga Jimly bisa sebesar hati tokoh mantan presiden yang kata Effendi justru menyatakan suka dengan tayangan NewsdotCOM, seperti Megawati Soekarnoputri dan Gus Abdurrahman Wahid Dur. Mereka malah menyatakan sangat mengapresiasi tokoh-tokoh yang bisa menirukan dengan apik personifikasi  atas diri mereka, ujar Effendi.

 

....Kritik itu biasa, manusia ada lemahnya
Ayo kita semua bangun dari mimpi
Berbuat segara sekecil apapun
Selamat datang di Republik Mimpi
We welcome you to the dreaming country

Kritik itu biasa, manusia ada lemahnya
Mimpi sini sana asal terlaksana
janji sini sana asal bijaksana
Selamat datang di Republik Mimpi
We welcome you to the dreaming country....

(theme song Republik Mimpi)

Usai mengetuai sidang pleno pengujian Undang-undang Pemerintahan Daerah yang dimohonkan Lalu Ranggalawe,  Kamis (7/6), Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie kedatangan tamu. Tamunya tak tangung-tanggung, dua mantan presiden dan seorang wakil presiden bertandang ke ruangannya di lantai dua gedung MK.

 

Sayang, acara pertemuan dengan tokoh penting itu agaknya kurang dipersiapkan dengan matang. Suguhan kudapannya, sekedar gorengan yang bahkan sama sekali tak disentuh oleh para tamu besar itu. Apakah pejabat Negara penting layak diperlakukan begitu?

 

Tunggu dulu! Yang bertandang ini bukan wapres dan mantan presiden dari Republik Indonesia beneran, melainkan dari republik fantasi bernama Republik Mimpi-NewsdotCom, sebuah tayangan parodi politik yang disiarkan salah satu TV swasta nasional. Ketiga tokoh besar itu adalah 'Wapres' Jarwo Kuat (JK), mantan presiden dan Guru Bangsa 'Gus Pur', dan 'mantan Presiden' Habudi.

 

Acara ini pernah dikatakan sebagian idenya  meniru acara serupa di Amerika, Jon Stewart's Daily Show yang ditayang di stasiun TV CNN. NewsdotCom  juga tercatat pernah memancing somasi dari mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Sofjan Djalil pada awal tahun 2007 lalu. Letak kekhasannya dibanding acara serupa di stasiun TV asing, Republik mimpi lebih mempersonifikasi tokoh-tokoh petinggi negara, ujar pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia, Effendi Gazali yang turut mengantar tiga 'tamu besar' itu.

 

Terang saja 'promosi' Effendi pada Jimly itu bukan manis di mulut saja. Habudi, kembaran mantan presiden BJ Habibie yang saat itu ikut angkat bicara sampai membuat Jimly keheranan. Pasalnya, gaya bicara dan gestur Habudi hampir serupa namun tak sama dengan mantan presiden ketiga Indonesia itu. You memang tiap hari kalau ngomong begitu ya? ujar Jimly.

Halaman Selanjutnya:
Tags: