Jurus Cobra Buyung Dukung Usia Pensiun 70 Tahun
Jeda

Jurus Cobra Buyung Dukung Usia Pensiun 70 Tahun

Untuk membuktikan usia tak mempengaruhi aktivitas seseorang, Adnan Buyung Nasution ber-yoga ria di gedung MA. Di hadapan wartawan, pria berusia 74 tahun itu masih terlihat energik meski dengan nafas terhengal-hengal.

Oleh:
Ali
Bacaan 2 Menit
Jurus Cobra Buyung Dukung Usia Pensiun 70 Tahun
Hukumonline

 

Hebatnya lagi, aksi Buyung ini tak dilakukan di luar pagar MA seperti yang dilakukan para aktivis muda, tetapi di dalam gedung MA. Buyung bersama dengan petinggi Kongres Advokat Indonesia (KAI) baru saja kelar menyampaikan dukungan usia 70 tahun kepada Ketua MA Bagir Manan.

 

Konferensi pers pun digelar. Tiba-tiba, Presiden KAI Indra Sahnun Lubis menantang Buyung untuk membuktikan usia tua tak mempengaruhi aktivitas seseorang. Coba saya tanya apakah abang masih mampu yoga? Kalau masing sanggup, coba abang tunjukkan bagaimana abang beryoga kepada publik, tantangnya. Indra memang mau membuktikan bahwa di usia 74 tahun, Buyung masih sehat walafiat. Belum masuk ke panti jompo.

 

Yang ditantang tak gentar sama sekali. Buyung segera melepaskan jas yang dikenakannya. Sepatu pun ikut dibuka. Petugas yang berada di gedung MA segera menggelar tiga meja untuk tempat Buyung beraksi. Tak mau buang waktu, Buyung segera mengambil tempat. Aksinya pun dimulai.

 

Tak kurang empat gerakan yoga dilakukan oleh Buyung. Ia tampak konsentrasi meski dengan nafas sedikit terhengal-hengal. Kaki diangkat dan badan meliuk-meliuk rela dilakukan oleh Buyung untuk membuktikan ia masih sehat. Sayangnya, usai beraksi, ia lupa nama gerakan-gerakan yang ditunjukannya itu. Yang saya ingat namanya, cuma gerakan cobra, tuturnya.

 

Buyung menceritakan perkenalannya terhadap yoga. Ia mengaku awalnya darah tinggi yang dimilikinya kerap naik. Sebabnya, karena ia sering marah dan terlalu benci kepada rezim Soeharto dan Orde Baru. Saya ditangkap dan diculik secara sewenang-wenang, katanya. Obat dari dokter pun tak mempan untuk menekan amarahnya.

 

Sampai suatu ketika, ia bertemu dengan seorang tua. Dia bilang Bang Buyung belajar yoga saja, ujarnya. Buyung diminta untuk tidak tidur setelah subuh keesokan harinya. Buyung pun memperhatikan secara seksama gerakan orang tua itu dari terali besi. Orang tua itu terlihat berjungkir balik. Sampai sekarang ilmunya lengket ke saya. Alhamdulillah, tuturnya mengucapkan syukur.

 

Tubuh Buyung memang kelihatan tegap. Ia pun tak segan-segan menunjukan bentuk dadanya yang masih rata meski tetap menggunakan pakaian. Satu-satunya penyakit yang diidap Buyung adalah penyakit gatal-gatal. Untuk mengobati penyakit ini, ia kerap bolak-balik ke Rumah Sakit. Bahkan, tampilan rambutnya yang pendek saat ini tak lepas dari penyakit gatal itu. Ia harus mencukur rambutnya untuk mempermudah proses pengobatan penyakit kepala yang sudah menjalar sampai ke kulit kepalanya.

Polemik seputar usia pensiun hakim agung 70 tahun dalam rancangan revisi UU Mahkamah Agung (MA) belum berhenti. Perang opini masih terus menghiasi media massa. Sejumlah aksi digelar untuk memperkuat argumen baik dari pihak yang menolak usia 70 tahun maupun pihak yang mendukung.

 

Kumpulan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Aliansi Penyelamat MA, beberapa waktu lalu, melakukan aksi teatrikal di luar gedung MA. Sejumlah aktivis berakting layaknya kakek-kakek yang membawa tongkat dan berjalan membungkuk. Mereka menyebut MA sebagai Panti Jompo Manula Akut. Beberapa daftar penyakit para hakim agung dan obat kuat dipajang di seberang pagar MA.

 

Itu aksi dari pihak yang menolak perpanjangan usia pensiun 70 tahun. Mereka beralasan tak mau melihat MA sebagai panti jompo. Namun, aksi bukan hanya bisa dilakukan para aktivis muda tersebut. Seorang aktivis tua pun tak mau kalah. Beberapa waktu berselang, aktivis hukum senior Adnan Buyung Nasution justru melakukan aksi yang seakan untuk meng-counter aksi para aktivis muda tersebut.

Halaman Selanjutnya:
Tags: