Ketika PN Jakarta Pusat Menggoyang Ancol
Jeda

Ketika PN Jakarta Pusat Menggoyang Ancol

PN Jakarta Pusat menghelat pelepasan enam hakim di sebuah cottage terkemuka di kawasan Ancol. Soal dana, Saya nggak tahu anggarannya dari mana. Katanya sih anggaran kantor, kata seseorang pengunjung yang hadir malam itu.

Oleh:
Red
Bacaan 2 Menit
Ketika PN Jakarta Pusat Menggoyang Ancol
Hukumonline

 

Acara itu sendiri diatur sedemikian rupa supaya tak terkesan kaku. Maklum, yang hadir adalah warga pengadilan bersama keluarganya masing-masing. Para hakim pun tak memakai toga atau membawa palu persidangan. Suasana makin terlihat santai ketika penyanyi cantik menembangkan beberapa lagu. Ada lagu lawas, ada juga tembang terkini.  

 

Sang penyanyi kemudian menghentikan aktifitasnya ketika Ketua PN Jakarta Pusat Andriani Nurdin datang ke tempat itu selepas Isya. Pembawa acara pun memanggil semua pejabat pengadilan yang akan dilepas untuk datang ke panggung.

 

Di depan ratusan orang, sembilan orang—hakim dan pegawai—itu berjejer. Satu demi satu menyampaikan pesan dan kesannya. Intinya hampir sama. Ucapan terima kasih dan permintaan maaf selama bertugas di PN Jakarta Pusat dengan diselipi humor. Saya minta maaf karena saya yakin semua Bapak-Bapak Panitera Pengganti pasti punya sesuatu yang ‘mengganjal, seloroh seorang hakim disambut gelak tawa penonton.

 

Demikian pula ketika Andriani Nurdin memberi sambutan. Tak ada kesan angker di wajahnya. Saya juga meminta maaf kepada Pak Gatot. Mungkin karena terlalu panjang dan terbukanya lorong di gedung (PN Jakarta Pusat) sampai membuat Bapak sering masuk angin. Makanya saya sering nyium bau minyak kayu putih, kata Andriani.

 

Usai memberi sambutan, Andriani menyerahkan cindera mata kepada para hakim itu. Para penonton seolah tak iri. Pasalnya, panitia penyelenggara telah menyiapkan puluhan door prize untuk dibagikan ke para pengunjung. Sebelum acara dimulai, panitia memang sudah membagikan tiket ‘iseng-iseng berhadiah' itu. Entah apa saja isi door prize malam itu. Ah kali aja dapat tipi (televisi, red), celetuk seorang pengunjung.

 

Malam itu PN Jakarta Pusat tampaknya memang ingin memanjakan pegawainya. Hidangan makan malam, hiburan penyanyi cantik dan door prize tampaknya tak cukup. Panitia masih menyiapkan santapan dua ekor kambing guling.

 

Saya nggak tahu anggarannya dari mana. Katanya sih anggaran kantor. Yang pasti para hakim dan panitera muda yang dilepas kepergiannya itu, katanya, tak dimintai duit sepeser pun, seseorang membisikkan kepada hukumonline.

 

Seorang pegawai restoran di Ancol itu memperkirakan panitia minimal harus merogoh kocek hingga Rp 20 juta. Kayaknya sekitar Rp 20 juta. Itu di luar penyanyi. Nah, penyanyi yang ini bukan dari kita mas. Untuk pastinya ke front office aja. Berdasarkan brosur yang hukumonline peroleh, paket termurah adalah ‘Menu Meeting I'. Harganya Rp 96.800 per porsi untuk minimal 30 orang.

 

Yang jelas, ini bukan kali pertama PN Jakarta Pusat menghelat acara pelepasan hakim. Beberapa bulan lalu, PN Jakarta Pusat juga menggelar acara serupa ketika melepas seorang hakim yang menjadi Ketua PN di Jawa Barat.

 

Acara pelepasan hakim yang akan bertugas ke daerah lain, bukan hanya milik PN Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan hukumonline, PN Jakarta Selatan juga kerap melakukan hal serupa dengan bentuk berbeda, yaitu mengantar hakim bersangkutan ke tempat barunya.

Di depan ratusan orang, satu demi satu hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat itu mengambil mikrofon. Dari mulut mereka keluar berbagai ucapan yang kerap membuat penonton tergelak. Ada apakah gerangan? Tenang, para hakim itu bukan sedang mengikuti audisi menjadi pelawak atau berlatih lenong. Mengambil tempat di sebuah cottage ternama di Ancol, Jakarta, malam akhir pekan lalu (24/4), PN Jakarta Pusat menghelat acara pelepasan enam hakim dan seorang panitera muda yang bertugas di tempat lain.

 

Keenam hakim itu adalah Agung Raharjo, Sir Johan, Panji Widagdo, Martini Marja, Ifa Sudewi dan Teguh Haryanto. Sementara panitera muda dimaksud adalah Yanwitra. Selain pelepasan hakim dan panitera muda, PN Jakarta Pusat juga akan melepas Gatot Setiawan, wakil sekretaris yang memasuki usia pensiun.

Halaman Selanjutnya:
Tags: