Darmin Nasution akan Gantikan Miranda Goeltom
Berita

Darmin Nasution akan Gantikan Miranda Goeltom

Komisi XI DPR memilih Darmin Nasution menjadi Deputi Gubernur Senior BI. Dengan ilmu dan pengalamannya, diharapakan sektor moneter dan perbankan akan semakin solid.

Oleh:
Yoz
Bacaan 2 Menit
Darmin Nasution akan Gantikan Miranda Goeltom
Hukumonline

 

Ya, Darmin Nasution bukanlah sosok asing di sektor ekonomi. Lelaki kelahiran Tapanuli 21 Desember 1949 ini menyelesaikan studi sarjananya di Fakultas Ekonomi UI tahun 1976 dan mendapatkan gelar doktor dari Universitas Paris I Sorbon, Perancis (1986). Dia mengawali karier sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sejak 1976 dan mulai bergabung dengan Departemen Keuangan tahun 1977. Pada tahun 1987-1989 Darmin menjadi Wakil Kepala Bidang Peneliti LPEM-FE UI. Selanjutnya tahun 1989-1993 menjadi Kepala LPEM UI. Tahun 1993-1995 ditugaskan sebagai Asmenko I Indag Kantor Menko Industri dan Perdagangan (1993-1995), lalu tahun 1995-1998 pindah menjadi Asmenko Prodis Kantor Menko Prodis, dan selanjutnya antara 1998-2000 menjadi Asmenko I Wasbangpan.   

 

Tanggapan positif mengalir untuk Darmin Nasution. Di Internal BI, misalnya. Direkur Perbankan Syariah BI Ramzi A. Zuhdi mengatakan, seluruh karyawan akan menyambut baik kedatangan Darmin di BI. Dia berharap sektor moneter dan perbankan di Indonesia akan semakin solid dengan terpilihnya Darmin.   

 

Begitu pula dengan Ilmu dan pengalaman yang dimiliki Darmin di bidang moneter, dirasa cukup untuk memahami kondisi ekonomi saat ini. Selain itu, pengalamannya di pasar modal juga membuat Darmin dapat dengan mudah memahami kondisi di perbankan. Sebab kedua lembaga ini seperti mata uang yang memiliki sisi yang berbeda, kata Ramzi. Apalagi Darmin adalah salah seorang yang terlibat dalam pembuatan UU BI, tambahnya.

Darmin Nasution terpilih menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) menyingkirkan Gunarni Soeworo, calon Deputi lainnya. Darmin terpilih setelah melewati proses fit and proper test yang diadakan oleh Komisi XI DPR secara marathon, kemarin. Pengetahuan yang cukup di bidang moneter dan keuangan menjadi alasan kuat bagi Komisi XI untuk memilihnya menggantikan Miranda S Goeltom. "Komisi XI melalui musyawarah mufakat secara aklamasi memilih Darmin Nasution sebagai Deputi Gubernur Senior BI baru, kata Ketua Komisi XI, Hafiz Zawawi.

 

Kabar Darmin akan menjadi Deputi Gubernur Senior BI sebenarnya sudah berhembus sebelum diadakannya fit and proper test. Dengan setumpuk pengalaman, Darmin yang sebelumnya mejabat sebagai Dirjen Pajak di Departemen Keuangan, diyakini dapat melengang dengan mudah mengatasi Gunarni Soeworo, yang kini menjabat sebagai Komisaris di PT Bank Mandiri Tbk (Persero). Bahkan saat fit and proper test berlangsung, seorang sumber di Komisi XI membisikkan, Gunarni hanya pelengkap saja. Padahal yang pasti lolos ya Darmin, kata sumber tersebut. Entah yang dikatakan itu benar atau tidak. Yang pasti, keduanya sama-sama memiliki kemampuan.

 

Lulusnya Darmin menjadi Deputi, tidak lepas dari keluwesanya menjawab semua pertanyaan yang diajukan anggota dewan saat fit and proper test. Semua masalah moneter dan keuangan seakan-akan sudah berada di luar kepala. Maklum, seabrek jabatan di bidang ekonomi pernah dia pegang. Bahkan ia tidak canggung untuk melakukan kebiasaannya saat meladeni pertanyaan anggota dewan, yaitu merokok.

 

Dalam presentasinya di DPR, Darmin menekankan pada masalah inflasi dan pengawasan BI. Dalam paper yang dipresentasikan tertulis, perhatian terhadap pengendalian inflasi menjadi penting bukan hanya karena sekedar menjalankan perundingan yang berlaku, tetapi mempunyai arti yang sangat strategis bagi perekonomian secara keseluruhan.

 

Darmin menjelaskan efektivitas moneter dipengaruhi oleh ketepatan, baik dari sisi waktu maupun dosis dari sisi kebijakan. Lag dari suatu kebijakan moneter menuntut kebijakan yang bersifat meneropong jauh ke depan, bukan sekedar reaksi terhadap perubahan dinamika perekonomian. Dalam hal ini kemampuan riset dari staf BI harus dapat ditingkatkan, apalagi luasnya fenomena yang memengaruhi kebijakan moneter di Indonesia.

Tags: