Kampanye Anti Rokok, Bukan Basa Basi
Berita

Kampanye Anti Rokok, Bukan Basa Basi

Jakarta, hukumonline. Remaja merokok itu sudah bukan asing lagi. Bahkan, anak SMP pun sudah banyak yang merokok. Karena itu bila produsen rokok mensponsori kampanye antirokok terlihat kontradiktif. Di sisi lain, banyak produsen rokok yang belum mematuhi aturan label kesehatan. Masih basa-basi?

Oleh:
APr
Bacaan 2 Menit
Kampanye Anti Rokok, Bukan Basa Basi
Hukumonline

"Membangun Remaja Tanpa Rokok". Itu tema rangkaian kampanye yang sedang digelar oleh Gabungan Pengusaha Rokok Indonesia (Gaprindo). Kampanye ini, antara lain diramaikan dengan lomba poster bertema remaja anti rokok yang diikuti oleh 187 karya siswa SLTP dan SLTA se-Indonesia.

Penyerahan hadiah lomba telah diberikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Achmad Sujudi. Para pemenang lomba poster ini hampir semuanya perempuan dan tentunya tidak merokok! Seluruh peserta lomba poster anti merokok juga mestinya tidak merokok.

Ironisnya, lebih banyak remaja yang justru menjadi pecandu rokok. Para remaja ini tanpa sungkan merokok di jalan dan tempat umum lainnya. Mereka lah yang menjadi pembeli rokok. Jika produsen rokok menggelar kampanye antirokok, bukankah akan mengurangi pangsa pasarnya?

"Tidak karena remaja bukanlah target pasar kami," tukas Niken Rachmad, Head of Corporate Communication PT HM Sampoerna Tbk kepada hukumonline. Remaja memang bukan target pasar produsen rokok. Namun, selama ini produsen rokok lebih banyak menggenjot produksi tanpa harus peduli siapa yang mengkonsumsi rokok.

Batasan usia remaja adalah 18 tahun atau kira-kira sampai kelas 3 SMA. "Mereka 'kan belum layak untuk merokok karena belum tahu risikonya," kata Niken. Dengan alasan ini, apakah untuk usia di atasnya merokok tidak ada risikonya.

Niken dan juga para produsen rokok bisa beralasan bahwa program kampanye anti merokok ini bukanlah "basa-basi" atau untuk "menebus dosa". Ibaratnya, racun di tangan kirimu, madu di tangan kananmu. Produksi rokok jalan terus, tapi stop merokok untuk remaja.

Kontradiktif

Jika melihat iklan rokok yang ada, ketulusan produsen rokok bagi kampanye remaja anti rokok ini belum tulen. Tulus Abadi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melihat kampanye anti rokok ini kontradiktif.

Halaman Selanjutnya:
Tags: