Dua Penari Seksi ‘Sihir' Sidang Mahkamah Konstitusi
Jeda

Dua Penari Seksi ‘Sihir' Sidang Mahkamah Konstitusi

Seluruh pengunjung sidang seakan tersihir dengan pertunjukan penari berpakaian minim. ‘Sayangnya', persidangan tersebut berlangsung di bulan puasa.

Oleh:
Ali
Bacaan 2 Menit
Dua Penari Seksi ‘Sihir' Sidang Mahkamah Konstitusi
Hukumonline

 

Tarian yang dipertunjukan bernama Tumatenden. Berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Ceritanya, mirip kisah Jaka Tarub asal Jawa Barat. Sembilan orang bidadari turun dari khayangan. Mereka sedang mandi di danau sambil melepaskan selendangnya. Lalu, datang seorang pemuda yang mengambil selendang salah satu bidadari itu. Akibatnya, bidadari tersebut tak bisa kembali ke kahyangan. Bidadari yang tertinggal itu adalah Puteri Tumatenden.

 

Cerita itu sangat jelas ditunjukan oleh gerakan tari kedua penari itu yang berlangsung sekitar 15 menit. Sembilan hakim konstitusi seakan tersihir dengan setiap gerakan tari itu yang ditunjukan di ruang sidang MK, Kamis (27/8) itu. 

 

Ketua MK Mahfud MD, Hakim Konstitusi Akil Mochtar dan Maruarar Siahaan terlihat berkonsentrasi memperhatikan gerakan dua penari wanita yang dijadikan salah satu "barang bukti" itu. Para pengunjung yang berasal dari kaum adam juga ikut-ikutan tersihir melihat pertunjukan itu. "Wah bisa batal puasa saya nih," ujar salah seorang pengunjung sidang.

 

Tak semua mata fokus memandang gerakan penari itu. Hakim Konstitusi M Alim yang sering berkomentar bak seorang "ustadz" lebih sibuk membaca serta membolak-balikan berkas perkara di hadapannya. Hakim Konstitusi Ahmad Sodiki pun terlihat tak terlalu antusias memperhatikan tarian tersebut.

 

Begitu pertunjukan usai, Mahfud segera melontarkan pertanyaan kepada pemohon yang menghadirkan dua penari tersebut. "Yang mau dijelaskan apa? Saya lihat Pak Wirawan Adnan sampai memotret habis-habis. Pak Assegaf juga," canda Mahfud disambut gelak tawa pengunjung sidang.

 

Wirawan yang merupakan anggota Tim Pembela Muslim itu hadir sebagai Kuasa Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI) selaku pihak terkait. Begitu juga Mohammad Assegaf.

 

Dua penari asal Minahasa itu memang dihadirkan oleh Kuasa Hukum Masyarakat Adat Minahasa selaku pemohon dari Kantor Hukum OC Kaligis. Salah satu anak buah OC Kaligis, Rico Pandeirot menjelaskan tarian tersebut merupakan tarian tradisional Minahasa. 

 

Rico mengaku ingin menunjukan kebudayaan Minahasa yang berpotensi dikriminalisasi dengan berlakunya UU Pornografi. Yang sering salah intrepertasi adalah subjek yang melihanya, tapi yang disalahkan justru objeknya, tutur Rico.

 

Berdasarkan penelusuran hukumonline, tarian tumatenden memang merupakan salah satu adat istiadat Minahasa. Namun, ada sedikit perbedaan pakaian penari Tumatenden di ruang sidang dengan penari Tumatenden yang terdapat di video yang beredar.

 

Di video situs youtube, penari menggunakan pakaian adat istiadat Minahasa. Meski tetap menggunakan pakaian semacam kemben yang memperlihatkan bagian dada, namun untuk bagian paha tertutup dengan rapat. Sedangkan, pakaian yang dikenakan penari di MK sedikit berbeda. ‘Atas' dan ‘bawah' terbuka dengan jelas. Mungkinkah pemohon ingin menampilkan kesan yang lebih seksi? 

Janji Advokat Senior Otto Cornelis Kaligis untuk mendatangkan penari adat istiadat Minahasa ke Mahkamah Konstitusi (MK) terpenuhi. Dua penari wanita didatangkan khusus ke ruang sidang MK. Pakaian yang dikenakan pun sangat minim atau sedikit seronok. Kedua wanita muda pun terlihat santai meliuk-liukan tubuhnya yang seksi.

Tags: