Wakil Ketua Komisi IV DPR Dimyati Hartono mengemukakan bahwa keluhan yang disampaikan Serikat Karyawan PT Telkom lebih merupakan kekhawatiran akan kepastian masa depan mereka di BUMN tersebut.
Proses kepemilikan silang antara PT Telkom, Tbk dan PT Indosat, Tbk belum berhenti dipermasalahkan oleh Serikat Karyawan PT Telkom dari Divisi Regional IV Jawa tengah dan Yogyakarta. Setelah mereka menolak terhadap MoU menyangkut dijualnya Divre IV kepada Indosat pada Februari 2001 lalu gagal, pada 24 April lalu para karyawan mengadukan nasibnya ke Komisi IV DPR.
Dimyati Hartono yang turut menerima para delegasi Serikat karyawan Telkom Divre IV mengatakan bahwa pada intinya mereka mencemaskan masa depan mereka di perusahaan tersebut. Para karyawan ini merasa telah membesarkan Divre IV dari kondisi yang sangat tidak sehat menjadi sehat.
Mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan selama ini di Divre IV adalah milik bangsa. "Dan hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi mereka," kata Dimyati ketika dihubungi oleh hukumonline.
Tidak ingin diambil alih asing
Lebih jauh, Serikat Karyawan tersebut mengaku telah mendengar desas-desus tentang skenario Indosat yang akan menjatahkan porsi yang besar bagi investor asing dalam Divre IV. Para karyawan mengatakan kepada Komisi IV bahwa mereka tidak ingin hal tersebut terjadi.
Dimyati menjelaskan bahwa para Karyawan ini tidak setuju bila pihak asing mendominasi kepemilikan Divre IV. Pasalnya, mereka menganggap pihak asing merupakan pihak yang ikut merusak ekonomi nasional. Namun, Dimyati menambahkan bahwa apa yang dikemukakan Serikat Karyawan Telkom Divre IV tersebut masih perlu diklarifikasi kembali pada pemerintah, Telkom ataupun Indosat.
Yang jelas, tegas Dimyati, dilihat dari corporate culture-nya, harus diakui memang ada perbedaan-perbedaan antara Telkom dan Indosat. Dalam gaya-gaya manajemen yang berbeda itu harus ada adaptasi, baik dari pihak manajemen maupun dari pihak karyawan.