Divestasi BCA
DPR Tawarkan Secondary Public Offering Lebih Dulu
Berita

Divestasi BCA
DPR Tawarkan Secondary Public Offering Lebih Dulu

Jakarta, hukumonline. Proses divestasi (pelepasan) saham milik pemerintah pada Bank Niaga dan BCA (Bank Central Asia) sedang berjalan. DPR menawarkan secondary public offering lebih dulu dari pada strategic partner. Namun, cara yang dipilih DPR ini dinilai tidak menguntungkan.

Oleh:
Ari/APr
Bacaan 2 Menit
<font size='1' color='#FF0000'><b>Divestasi BCA</b></font><BR> DPR Tawarkan <I>Secondary Public Offering</I> Lebih Dulu
Hukumonline

Divestasi BCA yang direncanakan akan dilakukan dengan dual tracktelah sampai pada tahap penghitungan berapa jumlah saham yang akan dilepas dengan cara strategic partner dan berapa yang akan dilepas dengan cara melakukan secondary public offering (penawaran saham kedua kalinya kepada publik).

Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Edwin Gerungan pada 25 April 2001 menyatakan bahwa kemungkinan besar pelepasan 40 persen saham milik pemerintah pada BCA komposisinya 20 persen untuk investor strategis dan 20 persen lagi untuk secondary public offering.

Namun, cara mana yang akan dilaksanakan terlebih dahulu, belum ditentukan. DPR sendiri sejak dulu sebenarnya menginginkan agar secondary public offering dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian disusul dengan strategic partner.

Dilakukannya secondary public offering terlebih dulu adalah agar diketahui terlebih dahulu berapa pasar menilai aset BCA tersebut. Sehingga, dapat diketahui pula berapa harga yang pantas jika ingin melakukan pelepasan dengan strategic partner.

Selain itu, secondary public offering diharapkan akan menutup peluang kemungkinan masuknya pemilik lama untuk membeli kembali BCA. Pasalnya, telah diputuskan bahwa pemilik lama dari BCA tidak diperbolehkan ikut membeli kembali saham BCA. Jika dilakukan dengan cara strategic partner terlebih dulu, selain pembelinya terbatas, juga sulit untuk mengetahui siapa di belakang investor tersebut.

Strategic partner

Berbeda dengan DPR, sebelumnya Edwin Gerungan pernah mengakui bahwa IMF lebih menekankan pada pelepasan dengan strategic partner daripada secondary public offering.

Pengamat perbankan Aviliani berpendapat bahwa sebaiknya yang dilakukan terlebih dahulu adalah pelepasan saham dengan cara strategic partner. Alasannya, cara tersebut akan lebih memuaskan dengan hasil yang win-win solution.

Tags: