Salah satu jasa konsultan yang digunakan oleh BPPN, Boston Consultant, mengusulkan agar dibentuk semacam bank induk (mother bank) yang akan berfungsi menaungi sejumlah bank yang kemungkinan akan dimerger jika tidak bisa mencapai target CAR tersebut.
Namun, konsep mengenai bank induk atau mother bank itu sendiri masih belum jelas. Bahkan pengamat perbankan Rijanto mengatakan bahwa konsep mother bank sama sekali tidak jelas. "Apakah yang dimaksud dengan mother bank adalah suatu koordinasi terhadap bank-bank yang CAR-nya jelek?," ujar Rijanto.
Menurut Rijanto, dengan membuat bank-bank di bawah satu naungan, tidak akan menyelesaikan masalah. Karena bank-bank tersebut akan masuk ke dalam mother bank dengan membawa sejumlah problem dari masing-masing bank itu. "Itu hanya memindahkan masalah, tidak menyelesaikannya," tegas Rijanto.
Lima bank
Kepala BPPN, Edwin Gerungan, pernah menyebutkan bahwa akan ada lima bank yang akan ditetapkan sebagai bank induk. Kelima bank tersebut antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia (BNI).
Pernyataan Edwin ini sempat dibantah oleh Dirjen Lembaga Keuangan, Darmin Nasution. Darmin mengatakan bahwa perihal bank induk belum menjadi keputusan pemerintah dan masih dikaji. Darmin juga menjelaskan bahwa hal tersebut masih sebatas paa usulan dari konsultan BPPN. Terlebih lagi, lima bank yang akan ditetapkan tersebut.
Menurut Darmin, pemerintah saat ini masih melakukan pemetaan bank. Nantinya, selain ada bank induk, rencannya juga akan ada bank sepesifik yang khusus menangani kredit kecil dan menegah (UKM) dan kredit-kredit lainnya.
Sementara itu, Deputi Kepala BPPN, Felia Salim mengatakan bahwa mother bank atau bank induk yang diusulkan oleh Boston Consultant merupakan salah satu skenario berdasarkan kekuatan finansial. "Itu hanya istilah saja," ucap Felia singkat.