Figur Lopa memang amat diharapkan untuk menyikat korupsi yang sudah begitu akut dan kronis di negeri ini. Lopa telah mendahului kita, tetapi perjuangannya akan menjadi semangat bagi perjuangan menegakkan keadilan dan membasmi korupsi.
Sang Khalik telah memanggilnya kembali sebagai seorang syahid. Ia wafat khusnul khotimah ketika menunaikan tugas dan menjalankan ibadah di tanah suci. Semoga semangat Lopa akan tetap hidup di tengah kita. Sebuah puisi dari Indonesia Corruption Watch (ICW) untuk melepas kepergian Lopa:
Menggugat Kebijakan Tuhan
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un
Tuhan,
Kalau saja sebagai hambamu boleh menggugat.
Maka, kami akan menggugat kebijakan-Mu
Mengapa orang-orang yang baik dan masih banyak dibutuhkan masyarakat
Engkau panggil lebih dulu.
Sementara...
Para koruptor yang merusak masyarakat
Masih Engkau tahan untuk hidup terus di muka bumi ini.
Tuhan,
Kami kehilangan sahabat pejuang
Yang konsisten dalam menegakkan hukum dan anti korupsi
Yang masih punya hati nurani dan kejujuran.
Tuhan,
Kami paham dengan kebijakan-Mu
Kalau saja Engkau biarkan sahabat kami tetap hidup
Karena tidak banyak orang yang berpihak padanya
Justru banyak ranjau yang ada di hadapannya
Tuhan,
Ada beberapa orang yang sekarang bahagia
Koruptor dan pembelanya, pihak kejaksaan yang kotor
Dan& semua rivalnya dalam menegakkan hukum.
Tuhan,
Harapan kami tinggal satu
Posisi strategisnya diganti oleh orang-orang kepercayaan masyarakat, jujur,
Dan tidak gentar menghadapi koruptor yang berlindung di bawah
Kekuasaan politik dan uang.
Selamat jalan pejuang keadilan
Cita-citamu membasmi korupsi akan kami teruskan