Wortel, Telur, dan Kopi Bubuk
Jeda

Wortel, Telur, dan Kopi Bubuk

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya. Sang anak menanyakan, mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Karena sepertinya, setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Oleh:
Bacaan 2 Menit
Wortel, Telur, dan Kopi Bubuk
Hukumonline

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Sang ayah pun mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih, ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua, dan kopi bubuk di panci terakhir.

Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah.

Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, serta menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, Nak?". "Wortel, telur, dan kopi," jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Sang anak melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak.

Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, si anak mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Si anak tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya: "Apa arti semua ini, Ayah?"

Tags: