Ketika didesak oleh pers, Djamhari mengatakan bahwa tarif telepon tersebut sudah pasti akan naik dan tinggal menunggu kepastian dari DPR. "Kami berharap akan selesai sebelum tahun 2001 ini berakhir," tegas Djamhari.
Senada dengan Djamhari, Mundarwiyarso, Vice Presiden Tarif dan Interkoneksi PT Telkom, mengatakan bahwa kenaikan tarif telepon ini sangat mungkin terjadi pada akhir tahun ini. Namun, kenaikan tarif telepon ini sangat berbeda dengan kenaikan BBM.
Kenaikan tarif telepon tidak menimbulkan dampak yang besar jika dibandingkan dengan kenaikan BBM. Pada kenaikan BBM akan disertai dengan kenaikan di sektor lainnya. Misalkan, kenaikan tarif angkutan atau kenaikanharga bahan pokok. "Tidak demikian halnya dengan kenaikan tarif telepon, " ujar Mundar.
Sementara kenaikan tarif telepon tidak menyebabkan kenaikan di sektor lainnya. "Sehingga kenaikan tarif telepon ini tidak akan merugikan masyarakat," cetus Mundar kepada hukumonline.
Kenaikan tarif telepon ini hanya akan berdampak pada mereka yang telah memiliki sambungan telepon di rumahnya. Mundar menambahkan bahwa keberatan atas kenaikan selama ini muncul dari pengguna telepon itu sendiri.
Jika ditelaah lebih lanjut, keberatan tersebut justru muncul dari mereka yang punya uang. Menyinggung kepastian kapan tarif akan naik, Mundar tidak bisa memastikan. Namun, ia yakin bahwa tarif telepon ini akan naik sebelum 2002.
Penuhi target
Dampak positif dari kenaikan tarif, tentunya akan memberikan kemudahan bagi masyarakat yang belum memiliki sambungan telepon di daerahnya. Karena selain alasan efisiensi, kenaikan tarif ini diarahkan untuk menaikkan densitas hingga mencapai 3,83% di tahun 2002.