Agnes Safford, Direktur Abacus Capital, suatu perusahaan ventura yang berpusat di Singapura dan aktif menanamkan modal dalam bidang Teknologi Informasi (TI), menyatakan bahwa Asia adalah penghasil 40% GDP dunia dan juga pusat manufatur terbesar dunia.
Asia memang pasar yang gemuk bagi industri TI. Berdasarkan statistik, transaksi B2B (Business to Business) E-Commerce di Asia telah mencapai nilai lebih dari AS$ 8 miliar.
Industri internet mempunyai leverage effect kepada sektor ekonomi lain karena internet akan membawa akses ke pasaran dunia dan akses ke berbagai perusahaan. Selain itu industri internet memotong jalur perdagangan dengan hilangnya pedagang perantara, sehingga supply chain akan semakin pendek dan efisien.
Investasi asing
Menurut Agnes, bidang industri internet ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Dan untuk Indonesia yang memang sudah tertinggal dengan negara-negara tetangga, bisnis ini tidak akan berjalan tanpa adanya investasi asing.
Agnes berpendapat, investasi asing penting bagi Indonesia dalam hal transfer teknologi. Ia mencontohkan, Australia yang merupakan negara yang teknologinya telah berkembang pesat, tetapi tetap saja kebanyakan modal berasal dari luar negeri.
Modal ventura di Australia dalam bidang TI untuk waktu setahun besarnya sama dengan nilai modal ventura dalam satu minggu pada bidang TI di Amerika. Salah satu faktor suksesnya pendukung industri TI, termasuk internet di Amerika adalah iklim investasi yang sangat mendukung karena dukungan pemerintahnya, ujar Agnes dalam suatu diskusi antara penyelenggara jasa multimedia dengan pemerintah..
Iklim investasi dan dukungan dari pemerintah memang sangat dibutuhkan oleh investor asing. Karena menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemain di bidang industri internet di Asia.