Meski Dihujani Kritik, Kabinet Harus Diberi Kesempatan
Berita

Meski Dihujani Kritik, Kabinet Harus Diberi Kesempatan

Jakarta, hukumonline. Yang tidak memiliki kesopanan bukanlah rakyat dan pengkritik Gus Dur, tapi Presiden Abdurrahman sendiri. Dan yang salah selama ini bukan kabinet tapi Gus Dur sendiri. Karena itu, Gus Dur yang harus diganti, bukan kabinet.

Oleh:
Tri/Rfl
Bacaan 2 Menit
Meski Dihujani Kritik, Kabinet Harus Diberi Kesempatan
Hukumonline

Bagi Bintang, Gus Dur adalah kecelakaan sejarah karena tidak diterimanya Megawati dan ditolaknya Habibie saat Sidang Umum MPR 1999. "Yang tidak lulus fit and proper test itu Gus Dur sendiri," ujar Bintang, menanggapi ribut-ribut tentang Menteri Keuangan Prijadi Praptosuhardjo yang tak lulus test itu.

Ali Masykur Musa, dengan nada membela Gus Dur, menyatakan mereka yang tergabung dalam kabinet harus diberi kesempatan untuk memperlihatkan hasil kerjanya. Kendati yang tergabung dalam kabinet adalah figur kontroversial seperti Prijadi, yang dua kali tak lulus uji kelayakan untuk jabatan Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Bagi Ali, yang terpenting dari sebuah kabinet team work solidarity dan loyalitas kepada Presiden. Karena itu, mereka harus diberi kepercayaan untuk membangun sistem. "Yang terpenting bukan siapa figurnya, tetapi bagaimana kita membangun sistemnya agar siapa pun yang duduk dalam kabinet mampu membangun sistem yang ada."

Tak mungkin diganti lagi

Slamet Effendy Yusuf, meski juga tak puas dengan susunan kabinet yang ada, secara realistis melihat bahwa dalam waktu dekat ini Gus Dur tidak mungkin mengganti lagi kabinetnya. Sebab, Gus Dur harus segera menyelesaikan problem bangsa, seperti menyelesaikan  kerusuhan di pelosok Tanah Air.

Yang terpenting, menurut Slamet, adalah bagaimana kabinet yang baru dapat menjalankan program-program seperti tercantum dalam penyusunan dalam Propenas (Program Pembangunan Nasional), yang saat ini menjadi kerangka pembangunan menggantikan Repelita. 

Slamet juga wanti-wanti soal pemeretaan keadilan. Di matanya, gejolak yang terjadi di daerah disebabkan ketidakadilan yang dirasakan mereka. Lalu, di bidang keamanan, Slamet melihat sudah saatnya Gus Dur bertindak  persuasif tapi tegas terhadap gerakan-gerakan untuk memisahkan diri dari RI. Demikian juga dengan mereka-mereka yang menjadi biang kerok kerusuhan di daerah.

Untuk melihat kinerja kabinet  yang baru, Slamet memberi waktu 3 (tiga) bulan.  "Kalau berhasil kita dukung. Kalau keliru, kita kritik. Dan kalau menjerumuskan, akan kita lawan."

Tags: