Jadi Profesional Sufi dengan Berzakat
Fokus

Jadi Profesional Sufi dengan Berzakat

Mungkin tidak sedikit dari pembaca yang akrab dengan istilah corporate mystics yang mungkin juga dapat dipadankan dengan istilah 'sufi perusahaan'. Menurut mereka yang mempopulerkan istilah ini, Gay Hendricks dan Kate Ludeman, sufi perusahaan adalah orang yang mendasarkan diri pada integritas, hasrat, dan kecintaan (passion and compassion). Bahkan, pada nilai-nilai mistik-spiritual.

Oleh:
Amr/APr
Bacaan 2 Menit
Jadi Profesional Sufi dengan Berzakat
Hukumonline

"Giving of our love and energy, including the giving of money, always creates an effect in the world that brings even more money and opportunity back our way." (The Corporate Mystics, Gay Hendricks dan Kate Ludeman).

Prinsip ini menjadi pijakan para pemikir besar dalam mengukuhkan wawasan mistis-spritualnya di berbagai bidang kehidupan, termasuk ekonomi-bisnis. Ketika berbicara spiritualitas dalam dunia bisnis, maka kita sebenarnya sedang membicarakan pada aspek pengalamannya, tidak pada keyakinan keagamaannya.

Secara filosofis, keseimbangan yang menjadi kunci sukses di dunia bisnis, diperlebar lagi menjadi keseimbangan antara 'memberi' dan 'menerima'. Salah satu karakteristik yang diamalkan oleh para sufi perusahaan adalah memfokuskan 'memberi' ketimbang 'menerima', dan ini dianggap jauh lebih produktif hasilnya.

Tetapi sekiranya hal itu terasa berat, bangunan ekonomi-bisnis bisa ditegakkan untuk meraih kesuksesan di atas prinsip hukum universal: memberi dan menerima. Prinsip ini berlaku di mana-mana yang dikenal dengan berbagai konsep: "reaping what we sow" (konsep Bible), atau dikenal pula dengan "What comes around goes around," merupakan konsep kontemporer untuk mengekspresikan gagasan ini.

Dalam Islam, dikenal konsep zakat sebagai salah satu ibadah yang mewajibkan seorang muslim memberikan sebagian dari hartanya kepada muslim lain dengan syarat-syarat tertentu. Tidak berbeda dengan prinsip yang dikutip di awal tulisan, zakat yang berasal dari kata zaka mengandung arti 'bertambah'. Seorang muslim yang mengeluarkan zakat takkan pernah berkurang hartanya, tetapi sebenarnya justru bertambah.

Perkembangan beberapa tahun terakhir di dalam negeri terkait dengan dua hal tersebut - corporate mystics dan zakat, menunjukkan bahwa tumbuh kesadaran spriritual di antara kaum profesional muslim yang berwujud pada keinginan untuk menyisihkan sebagian penghasilan yang diperoleh dari profesinya dalam bentuk zakat.

Zakat profesi memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam, sedangkan hasil profesi yang berupa harta dapat dikategorikan ke dalam zakat harta (simpanan/kekayaan). Dengan demikian, hasil profesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat, maka wajib baginya untuk menunaikan zakat.

Tags: