Walau Akbar Berkelit, Rekayasa Korupsi Uang Bulog Mulai Terbongkar
Fokus

Walau Akbar Berkelit, Rekayasa Korupsi Uang Bulog Mulai Terbongkar

Perlahan tapi pasti, pengacara Rahardi Ramelan yang baru, Trimoelja D. Soerjadi, Frans Hendrawinata, dan J Kamaru membongkar "kedok" Akbar Tandjung seputar uang Bulog Rp40 miliar. Akbar mengandalkan jurus mengelit "tidak tahu", tapi Trimoelja mengaku kartu truf lainnya untuk membongkar rekayasa Akbar.

Oleh:
Tri/APr
Bacaan 2 Menit
Walau Akbar Berkelit, Rekayasa Korupsi Uang Bulog Mulai Terbongkar
Hukumonline

"Kalau perlu selaku penasehat hukum Rahardi, kami akan minta pada majelis hakim untuk memeriksa Akbar karena memberikan keterangan palsu," demikian dipaparkan Trimoelja (23/4) ketika menanggapi jawaban Akbar yang berbelit-belit soal pertemuan Hotel Mahakam pada 10 Oktober 2001.

Menurut Trimoelja, pada pertemuan tersebut Akbar yang didampingi penasehat hukumnya yang lama, Hotma Sitompoel, yang menekan Rahardi untuk mengakui skenario yang telah disiapkan.

Dalam skenario tersebut, Akbar meminta pada Rahardi untuk mengakui, Rahardi lah yang menyerahkan uang Rp40 miliar kepada Yayasan Raudhatul Jannah dan bukan kepada Akbar yang ketika itu mejabat Mensesneg. Selain itu, Rahardi juga harus mengakui telah melakukan kunjungan ke lapangan memeriksa penyaluran sembako.

Rahardi yang pada pertemuan tersebut didampingi penasehat hukumnya yang lama yaitu OC. Kaligis, Yan Juanda, dan salah seorang keluarganya langsung menolak dan meninggalkan pertemuan. Namun menurut Trimoelja, Akbar tetap memohon agar Rahardi mengikuti skenario. "Kepada yayasan ya Pak, kepada yayasan ya Pak," pinta Akbar kepada Rahardi.

Bahkan, Hotma dengan nada keras mengatakan : "Saya tidak jamin nasib Bapak (Rahardi, Red)". Ketika ditanya apakah ini bentuk ancaman terhadap Rahardi, Trimoelja hanya mengatakan bahwa itu hanya nada keras yang dikeluarkan Hotma kepada Pak Rahardi. "Kalau saya tidak tahu apakah itu nada ancaman atau bukan," paparnya.

Pertemuan pada 10 Oktober 2001 merupakan awal dari pendekatan yang dilakukan pihak Akbar kepada Rahardi, yang ketika itu baru pulang dari Amerika Serikat. Rahardi yang akan mempersiapkan pemeriksaan di Kejaksaan Agung ditawarkan oleh Akbar untuk mengakui beberapa skenario yang telah disiapkan pihak Akbar.

Ketika ditanya ada skenario lain yang telah disiapkan Akbar untuk Pak Rahardi atau saksi lainnya, Trimoelja hanya mengatakan singkat, "Satu-satu dululah, pasti nanti akan kami keluarkan, tunggu saja. Jadi hargailah strategi kami. OK," ucapnya singkat. Ia mengaku untuk pertemuan 10 Oktober banyak saksi dan ada rekaman kaset.

Tags: