Matematika Korupsi
Jeda

Matematika Korupsi

Korupsi di Indonesia sudah begitu akut dan menggurita. Bahkan dengan 'matematika sederhana', ternyata tingkat korupsi lebih dari 100%. Namun, ternyata ada penyakit yang lebih parah dari korupsi: nepotisme, ya… masih saudara dengan korupsi.

Oleh:
*****
Bacaan 2 Menit
Matematika Korupsi
Hukumonline

Pemakaian ilmu eksakta, terutama fisika dan matematika, makin meluas. Bahkan, kini dikenal "ekono-fisika". Ilmu fisika yang rumit dengan bantuan matematika bisa membantu untuk menjelaskan pergerakan saham atau kurs mata uang yang fluktuatif. Ekonom Prof. Iwan Jaya Azis misalnya, menggunakan teori relativitasnya Einstein untuk menjelaskan masalah ekonomi.

Ternyata matematika juga bisa digunakan untuk menjelaskan pola perilaku. Tidak perlu menggunakan rumus sulit atau hitungan yang memusingkan dengan kalkulus. Langkah yang paling mudah adalah dengan "matematika sederhana", berhitung dan mengutak-atik huruf dan angka.

Untuk mengisi waktu luang, Anda bisa mencobanya. Caranya, huruf-huruf  (A-Z) kita beri nilai (1-26) seperti berikut:

A (1), B (2), C (3), D (4), E, (5), F (6), G (7), H (8), I (9), J (10), K (11), L (12), M (13), N (14) O (15), P (16), Q (17), R (18), S, (19), T (20), U (21), V (22), W (23), X (24), Y (25), Z (26)

Keberhasilan

Lalu, kita coba menghitung nilai setiap huruf dengan menjumlahkan angkanya. Misalnya, kata yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan.

Hard work (gigih/kerja keras): 8 1 18 4 23 15 18 11 = 98 %

Knowledge (ilmu/pengetahuan): 11 14 15 23 12 5 4 7 5 = 96 %

Lobbying (pendekatan): 12 15 2 2 25 9 14 7 = 86 %

Luck (mujur): 12 21 3 11 = 47 %

Ternyata semua nilai dari usaha-usaha di atas masih di bawah kata berikut ini:

Attitude (sikap/tingkah laku): 1 20 20 9 20 21 4 5 = 100 %

Jadi, attitude plus knowledge merupakan kunci untuk meraih keberhasilan ketimbang lobbying, apalagi sekadar untung-untungan (luck). Namun, rupanya hitung-hitungan ini hanya berlaku di negeri Barat. Karena kalau di Indonesia, hitung-hitungannya ternyata lain.

Gigih (hard work): 7 9 7 9 8 = 40 %

Ilmu (knowledge): 9 12 13 21 = 55 %

Lobi (lobbying): 12 15 2 9 = 38 %

Mujur (Luck): 13 21 10 21 18 = 83 %

Sikap (Attitude): 19 9 11 1 16 = 46 %

Ternyata di Indonesia, sikap dan kerja keras tidak begitu perlu karena yang diutamakan justru mujur. Pantas saja ada pejabat yang berharap mendapat kemujuran mendapat harta karun untuk membayar utang negara dengan mengabaikan logika. Atau, ribuan investor QSAR yang tertipu karena tergiur untung 90% lebih dalam setahun. Mau mimpi tanpa kerja keras, bukan untung...eh malah jadi buntung.

Tags: