Wisudawan Terbaik Itu Pun Jadi Hakim
Fokus

Wisudawan Terbaik Itu Pun Jadi Hakim

Erven Langgeng Kaseh adalah wisudawan terbaik Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) pada wisuda semester genap tahun 2002. Prestasi akademik Erven pantaslah mendapat acungan jempol. Nilai Indeks Prestasi (IP)-nya di atas 3,3 (skala 4) atau Sangat Memuaskan (SM), tertinggi dibandingkan wisudawan lain dari fakultasnya. Ia justru memilih karier sebagai hakim.

Oleh:
MTA/APr
Bacaan 2 Menit
Wisudawan Terbaik Itu Pun Jadi Hakim
Hukumonline

Di tengah persaingan rekan-rekan yang berebut masuk law firm terbesar, justru Erven memilih untuk menjadi seorang hakim. Sebuah pilihan yang tidak cukup populer di kalangan mahasiswa FHUI. Paling tidak, hingga saat ini. Erven termasuk dalam 16 sarjana baru FHUI yang diterima menjadi hakim melalui jalur rekomendasi.

Erven berharap, dengan menjalani profesi sebagai hakim, ia akan bersentuhan langsung dengan setiap lapisan masyarakat yang mendambakan keadilan. "Jika saya menjadi pengacara, pasti nanti akan pilih-pilih klien. Kalau hakim kan kita tidak bisa memilih," cetus Erven kepada hukumonline. Dia ingin menunjukan bahwa keadilan bisa didapatkan setiap kalangan tanpa membedakan strata sosial.

Erven--yang kini ditugaskan di daerah Slawi, Jawa Tengah--dan para sarjana hukum baru dari UI itu merupakan bagian dari program penjaringan calon hakim melalui kampus. Selain UI, Departamen Kehakiman dan Ham (Depkeh HAM) menjaring pula calon potensial dari perguruan tinggi terkemuka lainnya, seperti Universitas Padjajaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Diponegoro, dan Universitas Airlangga.

Soejatno, Dirjen Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata Negara Depkeh HAM mengemukakan bahwa program penjaringan melalui kampus ini bertujuan menjaring calon potensial dengan memberikan kemudahan dalam seleksinya. "Dalam dua kali program yang telah kami selenggarakan, minat peserta terus meningkat," katanya kepada hukumonline.

Profesi hakim memang masih dipandang sebelah mata oleh alumnus fakultas hukum, terutama mereka dari lulusan universitas negeri dan kondang. Buntutnya, hakim diisi oleh mereka yang tidak diterima kerja di kantor advokat atau profesi lain yang lebih mentereng. "Kalau profesi hakim diisi oleh alumnus fakultas hukum "kelas dua" dari perguruan tinggi bukan unggulan, apa jadinya kualitas hakim kita?

Namun, agaknya sudah mulai  terdapat perubahan minat mahasiswa fakultas hukum terhadap profesi hakim, tidak terkecuali alumnus FH UI. "Perubahan tersebut mulai terlihat satu tahun ini," ungkap Suparjo Sujadi, Staf Wakil Dekan III urusan Kemahasiswaan dan Alumni FHUI, kepada hukumonline.

Perubahan tersebut diawali dengan kedatangan Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra ke kampus FHUI. Pada kedatangan ke kampus almamaternya itu, Yusril menyatakan harapannya agar ada sebanyak mungkin lulusan FH UI yang menjadi hakim. Selain itu, Yusril juga menyinggung kemungkinan kenaikan gaji pokok hakim. Rupanya, tantangan Pak Menteri ini menggelitik minat beberapa mahasiswa.

Tags: