Baleg Usul Yel FBR Diubah
Jeda

Baleg Usul Yel FBR Diubah

Kalau ada yang kurang ajar, ya jangan dihajar. Diberi pembelajaran saja.

Oleh:
Ali
Bacaan 2 Menit
FBR di situs jejaring sosial. Foto: www.facebook.com
FBR di situs jejaring sosial. Foto: www.facebook.com

Bila anda pernah melihat para anggota Forum Betawi Rempug (FBR) beraksi, anda tentu akrab dengan yel-yel khas mereka. Yel itu terkesan garang ketika dipekikkan anggota FBR saat melakukan konvoi di jalanan. Yel ini biasanya dikomandoi oleh salah seorang dari mereka yang bertindak sebagai pemimpin atau koordinator, lalu diikuti anggota FBR yang lain.

 

“Betawi!” kata si pimpinan. “Rempug!” sambut para anggota. “FBR!” teriak si pimpinan. “Hidup!” sambut para anggota. “Yang kurang ajar?” ujar si pimpinan lagi. “Hajar!” seru para anggota FBR itu lagi.

 

Yel ini ternyata bukan hanya diucapkan di jalanan, tetapi juga di forum resmi seperti di ruang rapat Badan Legislasi (Baleg) DPR. Rabu (8/6), Baleg memang mengundang FBR dalam rangka pembahasan revisi UU No 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).

 

Saat ini, revisi UU Ormas tengah digodok Baleg. Salah satu topik yang dibahas adalah aturan tentang bagaimana mengendalikan ormas yang terkadang meresahkan masyarakat.

 

Salah seorang yang mewakili FBR adalah Edwan Hamidi dari Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lapesdam) FBR. Begitu perwakilan ini menyampaikan masukannya, ia tak lupa memekikkan yel FBR itu.

 

“Kurang ajar!” ujar si perwakilan. “Hajar!” demikian teriak sekitar lima orang anggota FBR yang juga duduk di ruang rapat Baleg.

 

Teriakan ini kontan membuat para anggota Baleg tersenyum kecut. Para pengunjung yang dikenal dengan sebutan fraksi balkon pun ada yang tertawa melihat kejadian itu.

 

Wakil Ketua Baleg Dimyati Natakusumah yang memimpin rapat dengar pendapatmencoba memastikan apa yang baru saja ia dengar barusan. “Bagaimana tadi, slogannya?” tanya Dimyati.

 

Politisi PPP ini berseru “Betawi!” yang lalu dijawab “Rempug!” para perwakilan FBR itu. Lalu, Dimyati kembali menyebut “FBR!” yang disambut teriakan ‘Hidup!” oleh para perwakilan FBR itu. Namun, Dimyati tidak meneruskan kalimat yang terakhir. Ia malah buru-buru meluruskan.

 

“Kalau ada yang kurang ajar, ya diberi pelajaran dong. Jangan dihajar,” ujar Dimyati sambil tersenyum.

 

Para perwakilan FBR tampak tidak protes ketika yel mereka diubah oleh Dimyati. Salah seorang anggota Lembaga Bantuan Hukum (LBH) FBR hanya mengingatkan bahwa tujuan dibentuknya FBR untuk memberdayakan masyarakat betawi untuk menghadapi tantangan globalisasi

 

“Ini forum memberdayakan masyarakat betawi, FBR ini komunitas betawi dengan prinsip yang religius,” ujarnya lagi.

 

Kesan FBR sebagai organisasi yang religius –tetapi juga keras- memang tercermin dalam slogannya yang lain. “Anak Betawi kudu doyan ngaji, dan kagak nolak diajak berkelahi,” demikian yang tertulis dalam akun facebook FBR.

Tags: